jpnn.com, BANDUNG - Ahmad Faisal Fadhil (22 tahun) memutuskan membantu pemerintah, khususnya Pemprov Jawa Barat, dengan menjadi relawan COVID-19.
Mahasiswa semester akhir yang tinggal di Cimahi Selatan itu mengaku ingin ikut andil membantu mencegah penularan virus corona.
BACA JUGA: 5.816 Orang Mendaftar jadi Relawan COVID-19, Paling Banyak dari Jabar
Fadhil tidak ingin berdiam diri begitu saja. Apalagi Pemprov Jabar memang membutuhkan banyak tenaga memerangi corona.
Sambil menunggu jadwal wisuda, Fadhil tergerak hatinya memilih bergabung menjadi relawan. “Saya daftar relawan setelah melihat posting-an Pak Ridwan Kamil (Gubernur Jabar-red). Ini kesempatan besar buat saya untuk membantu pemerintah,” kata dia seperti dikutip dari Jabar Ekspres.
BACA JUGA: Mendikbud: 15 Ribu Relawan Mahasiswa Siap Perangi Covid-19
BACA JUGA: Kisah Christina, Pasien Corona yang Sembuh, Beginilah Perjuangannya di Ruang Isolasi RS
Dia mengatakan, bergabung menjadi relawan karena termotivasi ingin membantu pemerintah. Pemerintah Jabar butuh banyak data, tindakan medis dan bantuan berupa materi maupun tenaga.
’’Saya belum punya banyak materi yang bisa diberikan, saya bisa memberikan bantuan berupa tenaga,” ujarnya.
Fadhil sendiri memilih formasi relawan nonmedis sebagai runner. Seorang runner memiliki tugas membantu menjembatani pemenuhan kebutuhan di lapangan saat pelaksanaan tes masif COVID-19 di Jabar.
Menurutnya, perlengkapan pendukung menjadi runner berupa laptop dan gawai dan koneksi internet pun tak sulit untuk ia penuhi.
Selain itu, syarat usia 18-35 tahun, sehat dan tidak punya riwayat penyakit paru atau kronis lain, tidak merokok, serta memiliki SIM dan bisa mengendarai kendaraan bermotor sudah dipenuhinya.
“Awalnya saya pilih media dan publikasi, tetapi kekurangan saya tidak punya kamera. Jadi saya pilih runner, karena pemerintah butuh data, data kondisi Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) melalui rapid test,” tutur Fadhil.
“Maka saya ingin membantu jalannya rapid test secara tepat dan cepat agar data-data yang dikumpulkan bisa menjadi persiapan Pemprov Jabar dalam membuat keputusan,” ujarnya.
Rabu (1/4) kemarin, Fadhil bersama empat orang lainnya resmi bertugas sebagai relawan nonmedis runner di tes masif bagi klaster GBI Lembang yang digelar di Kota Bandung.
Di hari pertama, sudah ada penempatan kerja sebagai runner untuk membantu beberapa bagian seperti scan barcode atau suhu, pencatatan administrasi, pengambilan dan pemanggilan nomor antri, hingga sosialisasi apa yang dilakukan setelah rapid test.
Pengalaman pertama menjadi seorang relawan cukup menegangkan. Sebab, selain orang tua khawatir akan kondisi kesehatan, Fadhil bekerja hanya dengan semangat dan niat membantu pemerintah.
Untuk menjalankan tugas, setiap relawan tentunya akan diberikan pembekalan masalah teknis terlebih dahulu. Termasuk prosedur keamanannya.
’’Kami diberi masker dan sarung tangan, itu sudah cukup karena APD hanya untuk tenaga medis. Kami bekerja secara aktif,” ucapnya.
Fadhil pun berjanji akan mengajak teman-temannya untuk bergabung menjadi relawan COVID-19 di Jabar.
“Semoga tindakan kami ini walau tidak besar, tetapi bisa memberikan bantuan dan memperlancar pelaksanaan rapid test oleh pemerintah,” ujarnya.
"Mohon doanya juga untuk kami para relawan nonmedis maupun medis. Semoga tetap diberikan keselamatan dan kesehatan, sehingga saat dibutuhkan bantuan kami selalu siap membantu,” pungkas Fadhil.
Bersama ribuan relawan medis dan nonmedis lain di Jabar maupun Indonesia, Fadhil telah membuktikan diri dan merelakan tenaga serta pikiran untuk membantu pemerintah dalam mengobati Tanah Air tercinta.
Seperti yang diucapkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Kang Emil), negara membutuhkan uluran tangan semua pihak dalam penanganan COVID-19. “Bencana ini tanggung jawab bersama. Cepat lambatnya (selesai) juga tergantung kerja sama kita,” ujar Kang Emil. (mg1/yan)
Redaktur & Reporter : Adek