Pengamat Apresiasi Erick Thohir Membuat Cetak Biru Sepak Bola Indonesia

Kamis, 06 April 2023 – 17:43 WIB
Ketum PSSI Erick Thohir. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat sepak bola Rikki A Daulay mengatakan Ketua Umum PSSI Erick membuat cetak Biru sepak bola Indonesia yang dinamai "Garuda Mendunia" dan dipaparkan kepada FIFA.

Hal itu sebagai proposal diplomasi Erick untuk meminimalisasi sanksi FIFA menyusul Indonesia dicoret sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.

BACA JUGA: Para Kader PUAN Kompak Dukung Erick Thohir jadi Cawapres

Rikki A Daulay mengapresiasi semangat mantan bos Inter Milan itu dalam memperjuangkan nasib sepak bola Indonesia.

Menurut Daulay, cetak biru "Garuda Mendunia" merupakan gagasan yang bagus, sehingga dia optimistis FIFA akan menilai ada itikad baik Indonesia serta keseriusan PSSI dalam membangun sepak bola nasional.

BACA JUGA: Erick Thohir Bawa Titik Terang untuk Sepak Bola Indonesia

“Saya pikir dengan melibatkan FIFA langsung dalam membangun sepak bola nasional seperti yang tertera dalam salah satu poin proposal Garuda Mendunia dapat menunjukkan itikad baik dan keseriusan Indonesia untuk pembangunan sepak bola,” kata Rikki, Kamis (6/4).

Menurut Daulay, lewat proposal ‘Peta Biru Garuda Mendunia’ ini diharapkan mampu meyakinkan FIFA selaku federasi sepak bola dunia bisa mempertimbangkan agar tidak memberi sanksi atau membanned sepak bola nasional pasca gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

BACA JUGA: Erick Thohir Bidik Rumah BUMN Tembus Pasar Global lewat Trade Mission Singapore 2023

Pasalnya, ada aksi penolakan terhadap tim nasional Israel datang bertanding di Indonesia.

“Kita berharap dengan hal ini FIFA dapat mempertimbangkan untuk memberikan sanksi yang tidak menghambat kemajuan sepak bola nasional,” ujarnya.

Menurut Daulay, ancaman sanksi terhadap sepak bola nasional merupakan ujian tersendiri bagi Indonesia, setelah tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 135 orang.

Meski begitu, dengan pengalaman dan pengetahuan yang baik, Erick Thohir bisa membebaskan Indonesia dari sanksi FIFA.

“Tentu ini adalah ujian yang akan cukup menyita tenaga dan pikiran Erick Thohir. Kita berharap dengan pengalaman, pengetahuan dan relasi serta lobi internasional Erick Thohir dapat menghindarkan sepak bola Indonesia dari sanksi yang berat,” ucapnya.

Daulay menjelaskan FIFA adalah salah satu organisasi olahraga yang independen di dunia.

Artinya, FIFA tidak bisa diintervensi oleh negara manapun termasuk Israel yang menjadi alasan utama dicoretnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

“Kita harus ingat bahwa FIFA adalah salah satu organisasi olahraga di dunia yang mengidentifikasi dirinya independen. Artinya FIFA memiliki rule of games yang otonom tidak terpengaruh oleh negara manapun,” kata Daulay.

Mantan pemain Persikota Tangerang ini juga menyoroti soal alasan lain yang menjadikan Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 adalah stadion yang belum memenuhi persyaratan FIFA.

Menurut Daulay, salah satu faktor penunjang majunya sepak bola satu negara adalah fasilitas lapangan atau stadion yang bagus, karena hal tersebut adalah satu yang harus dipenuhi pemerintah maupun PSSI.

“Menurut saya memang harus disadari untuk bertransformasi menuju industri sepakbola yang baik, salah satu nya harus memiliki sarana penunjang yang berkualitas, salah satunya adalah stadion. Peningkatan kualitas stadion di Indonesia menurut saya sebuah keniscayaan yang harus segera dilakukan untuk menuju sepakbola nasional yang lebih baik,” ungkapnya.

Untuk itu, Daulay mendukung penuh pemerintah dan PSSI untuk membangun stadion dengan fasilitas berstandar FIFA di setiap Kabupaten/Kota, atau pemerintah dan PSSI memberikan perhatian serius kepada Stadion-stadion yang sudah ada di setiap Kabupaten/kota.

Sebab, kata dia, yang terjadi selama ini adalah kurangnya perhatian dari pemerintah ataupun pengurus PSSI sebelumnya.

“Ide ini menarik, cuma harus dipikirkan keberlanjutan pemeliharaannya. Sepengetahuan saya, hampir di setiap daerah itu memiliki stadion sepakbola. Tetapi yang jadi masalah adalah pemeliharaannya,” katanya.

“Jangan sampai kita membangun tapi tidak menyiapkan mekanisme pemeliharaan stadion itu sendiri, sehingga stadion yang bagus karena tidak dipelihara dengan baik, maka akan menjadi rusak dan terkesan jadi bangunan yang mubazir,” ujar Daulay.(fri/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler