jpnn.com - JPNN.com - Warga ibu kota harusnya berpikir ulang untuk kembali mempercayakan tampuk kepemimpinan ke tangan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Pasalnya gubernur yang akrab disapa Ahok itu sudah terbukti gagal memenuhi janji-janji kampanyenya saat Pilkada 2012 lalu.
BACA JUGA: 2017, Ahok Ingin...
Menurut Peneliti LIPI, Siti Zuhro, tutur kata dan kebijakan Ahok tidak berpihak kepada masyarakat. Akibatnya, selalu muncul kontroversi dan masalah baru.
"Ketika Pilgub 2012, warga dijanjikan kesejahteraan. Namun, dalam dua tahun terakhir saat mejabat sebagai gubernur, Ahok justru menunjukkan sebaliknya. Kebijakan saat orde baru kembali muncul," kata Zuhro, Jumat (30/12).
BACA JUGA: Atasi Banjir di Ragunan, Ahok Bikin Saluran Baru
Di era demokrasi sekarang ini, lanjut Zuhro, Ahok tidak menunjukkan komunikasi dua arah. Bahkan, saat berkampanye ada resistensi dari masyarakat.
Padahal, kata dia, sebagai petahana, seharusnya saat berkampanye mendapatkan karpet merah dari masyarakat.
BACA JUGA: Tawarkan RPTRA Melayang, Ahok: Catat Bukan Terapung Ya!
"Di seluruh pilkada, baru di Jakarta yang petahana saat berkampanye ada resistensi. Pertanyaanya ada masalah apa? Isu SARA itu dibuat sendiri oleh Ahok, dan harusnya diakui oleh Ahok. Bukan malah menggunakan manajemen konflik," ujar Zuhro. (rmol/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaksel dan Jaktim Kebanjiran, Ahok Salahkan Pembangunan
Redaktur & Reporter : Adil