jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Olahraga sekaligus Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali memuji dan mendukung penuh terobosan yang dilakukan oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang akan menindak tegas klub berupa pengurangan poin saat ada kerusuhan suporter.
Menurut Akmal, PSSI telah merespons dengan baik aspirasi dari masyarakat setelah beberapa pertandingan terakhir Liga 1 musim 2022/2023 dinodai dengan aksi kurang terpuji dari para penggemar klub, mulai dari kerusuhan hingga menyalakan suar di dalam stadion saat pertandingan.
BACA JUGA: Lewat Misi Garuda Emas, Suporter Dukung Erick Thohir Wujudkan Indonesia Tembus Ranking 45 FIFA
“Terobosan yang bagus ya. Gagasan-gagasan itu pernah kita sampaikan juga kepada pengurus-pengurusnya, tentunya itu tadi direspons,” kata Akmal Marhali kepada wartawan, Kamis (20/4).
Menurut Akmal, Erick Thohir telah mengambil ide-ide tersebut untuk kemajuan sepak bola Indonesia, dan gagasan-gagasan tersebut perlu mendapat dukungan penuh dari semua pihak, baik itu suporter maupun klub.
BACA JUGA: Refleksi 93 Tahun PSSI, Begini Cerita Menarik Para Legenda Hidup Sepak Bola Indonesia
“Sekarang Pak Erick mengambil ide ini untuk kemudian dijadikan menjadi salah satu legacy yang dia ingin terapkan di sepak bola Indonesia saat menjadi Ketua Umum PSSI. Saya berpikir ini gagasan yang bagus dan perlu didukung,” ujarnya.
Lebih lanjut Akmal, masyarakat pecinta sepak bola tanah air menaruh harapan besar kepada Erick Thohir agar mampu melakukan eksekusi gagasan besarnya tersebut.
BACA JUGA: Hasil Sidang Komdis PSSI 14 April: PSS dan Persis Dapat Denda Ganda
Sebab, dia mengaku banyak gagasan bagus tetapi sulit untuk dieksekusi oleh para pendahulunya.
“Permasalahannya adalah di Indonesia itu kadang gagasan doang eksekusinya lemah. Nah, sekarang yang kita harapkan bahwa gagasan yang dibawa Pak Erick ini kita dukung bersama, tentunya didukung untuk dieksekusi, dilaksanakan,” harapnya.
Oleh sebab itu, gagasan yang sudah disampaikan Erick Thohir soal pengurangan poin, degradasi hingga larangan bertanding selama-lamanya perlu dimasukkan ke dalam regulasi agar bisa dijadikan rujukan saat terjadi pelanggaran-pelanggaran tersebut.
“Pertama, harus dimasukkan ke dalam regulasi. Kedua, dimasukkan juga ke dalam kode disiplin PSSI, sehingga bisa dijadikan benar-benar rujukan hukum, bukan cuma sekedar retorika begitu kan," ujar Akmal
“Kalau apa yang disampaikan kemarin semua bagus, gagasan-gagasan yang bisa setidaknya untuk membuktikan bahwa akan ada perubahan di sepak bola kita, tinggal bagaimana dieksekusi saja nanti ke depan,” tambahnya
Lebih lanjut Akmal mengatakan agar gagasan-gagasan Erick Thohir ini berjalan baik dan sukses ke depan, perlu ada langkah-langkah konkret lainnya seperti memberikan edukasi intens kepada para suporter sepak bola Indonesia.
“Karakter suporter kita ini terdiri dari suku-suku dan bangsa-bangsa, bahkan kemudian ada kerajaan-kerajaan misalkan, sehingga karakternya itu karakter yang kedaerahannya. Ini sangat luar biasa, yang paling penting ke depan adalah bagaimana suporter juga diedukasi,” ungkapnya.
Akmal juga mengingatkan tugas besar klub untuk memberikan perhatian dan pembinaan secara penuh kepada suporter dan setiap klub memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi yang baik kepada para suporternya.
Dia menyebut seperti halnya yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang keolahragaan itu kan.
“Jadi, suporter ini harus diedukasi, kemudian harus diberikan ketegasan kepada mereka ini loh ke depan tidak cuman sekadar diberitakan, tetapi kemudian diajak berbicara kalau kemudian ada kerusuhan dan sebagainya potensi-potensi hukuman yang akan diberikan. Terus kita bangun sepak bola kita ke peradaban baru seperti itu,” katanya.
Terkait dengan wasit-wasit nakal yang masih tetap memimpin pertandingan, Akmal meyakini Erick Thohir memantau pergerakan mereka dan jaringan-jaringan mafia yang selalu melakukan match fixing, hingga sangat gampang untuk memutus rantai mafia bola di Indonesia.
“Pak Erick saya yakin tahu jalur mana yang harus dipotong kalau bisa misalnya direktur wasitnya orang luar negeri saja biar enggak bisa diatur,” tegas Akmal.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari