jpnn.com - JAKARTA - Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati berharap hubungan Indonesia dengan Australia tidak sampai merembet kepada hubungan ekonomi, menyusul eksekusi terhadap terpidana mati narkoba Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Sejauh ini, Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengumumkan bahwa Duta Besar Australia untuk Indonesia ditarik untuk konsultasi.
BACA JUGA: Akbar Tandjung Jenguk SDA dan Bupati Lombok Barat di Rutan KPK
"Ya sejauh ini kan masih hubungan diplomatik yang diputus, belum sampai ke hubungan ekonomi. Tapi tidak selalu pemutusan hubungan diplomatik berlanjut ke ekonomi," ujar Enny saat dihubungi JPNN, Kamis (30/4).
Menurut Enny, sayang bila Negari Kanguru itu memutus hubungan ekonomi. Pasalnya Australia-Indonesia sama-sama saling membutuhkan. Namun, bila ditelisik lebih jauh dari segi untung dan rugi, Australia punya porsi kerugian yang lebih besar.
BACA JUGA: Batal Tahan Abraham Samad Bukti Kuatnya Intervensi ke Polri
"Kalau secara makro di neraca perdagangan, kerugian Australia akan lebih besar dibanding dengan Indonesia, khususnya impor sapi. Kedua secara letak geografis, ini juga merugikan bagi Australia karena untuk melakukan transaksi kan harus muter. Tidak bisa kalau hanya di situ saja," sebutnya.
Sedangkan kerugian Indonesia yakni mempengaruhi jumlah kedatangan turis dari Australia, khususnya ke tujuan Bali. Hanya saja, dampak tersebut juga akan merugikan bagi warga Australia karena kesempatan menikmati liburan ke Bali bakal semakin sulit. "Mereka akan kehilangan kesempatan libur di Bali dengan biaya murah," papar wanita berhijab ini.
BACA JUGA: Bareskrim Garap Idrus Marham terkait Kasus Yasonna
Intinya, sambung Enny, antara Indonesia dengan Australia sebenarnya sama-sama saling membutuhkan. Karena itu dia berharap hubungan pemutusan diplomatik tersebut tidak berlanjut ke pemutusan hubungan lainnya. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DOR, DOR! Polisi Tembak Polisi, Lalu Bunuh Diri
Redaktur : Tim Redaksi