Pengamat: Pak Menteri Jangan Pakai Pendekar Amatir

Agar tak Jatuh ke Lubang yang Sama Dua Kali

Kamis, 22 Oktober 2015 – 12:55 WIB
Ilustrasi

jpnn.com - JAKARTA- Rencana Menpora Imam Nahrawi yang melanjutkan kinerja beberapa orang di Tim Transisi menuai kritikan dari beberapa pihak. Pengamat sepak bola nasional, Akmal Marhali, meminta Menpora untuk lebih objektif dan mengevaluasi kembali hasil kerja Tim Transisi sebelum menentukan siapa yang layak ditugaskan kembali.

Akmal menilai, perlu ada orang yang benar-benar paham bola, mengetahui seluk beluk sepak bola dan bukan sekedar simpatisan. Pasalnya, belajar dari masa kerja Tim Transisi sebelumnya, sudah banyak kesalahan yang dibuat.

BACA JUGA: Suporter Ini Beruntung Bisa Peluk Ronaldo, Tapi Akhirnya...

"Nama pak Menpora Imam Nahrawi yang dilihat di sini. Ada beberapa orang di Tim Transisi yang tidak melihat ke sana dan asal omong. Imbasnya, Tim yang ingin memperbaiki tata kelola sepak bola nasional, jadi down grade karena keberadaan orang-orang yang sok paham sepak bola ini," katanya, saat dihubungi, Kamis (22/10).

Melawan para mafia bola yang sudah mengakar dan sistematis, lanjut Akmal, tak bisa sekadar membaca. Pengalaman juga bisa menjadi  salah satu poin penting yang mengangkat kinerja Tim Transisi.

BACA JUGA: Madrid Mandul, Atletico Malah Pesta Gol

"Perlu ada orang bola di dalamnya, bukan cuma satu yang pengetahuannya juga setengah-setengah, sulit ngomong pula. Tim Transisi baru harus diisi dengan orang-orang yang benar memahami permasalahan bola Indonesia dan mampu mencarikan jalan keluar atau solusi secepatnya," lanjut dia.

Melihat komposisi saat ini, kalau diibaratkan dunia persilatan, Tim Transisi ibarat pendekar baru yang harus melawan pesilat sabuk hitam. Sebelum bersilat, sudah banyak omong besar bakal mengalahkan pendekar sabuk hitam.

BACA JUGA: Jagoan Bundesliga Rusak Kesempurnaan Si Nyonya Tua

"Ya, ilmunya belum sampai. Lawannya sudah ban hitam bahkan punya ilmu kebal. Dihadapinya dengan pendekar amatir, ilmu silatnya kelas dasar, ya modyar," ungkapnya.

Pergantian nama menurut Akmal bukan hanya dilakukan kepada yang tak aktif. Tapi, juga kepada orang yang aktif tapi sudah terbukti gagal dan banyak melakukan kesalahan sebelumnya. Bukan mencari solusi, tapi membuat gaduh dan merusak rencana tim Transisi.

"Jangan jadi keledai, sudah tahu ada yang salah, ada yang menggembosi kinerja dari dalam, masih ditugaskan lagi. Masak mau jatuh ke lubang yang sama dua kali pak menteri?," tegasnya. (dkk/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Gelandang Pesakitan Chelsea Jadi Pahlawan City


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler