Pengamat Perkirakan Pilkada Solo Hanya Diikuti Satu Pasang Calon

Senin, 17 Februari 2020 – 05:00 WIB
Sejumlah petugas Satpol PP Surakarta menertibkan spanduk bergambar Gibran Rakabuming Raka. Foto: Aris Wasita/Antara

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Democratic Center for Strategic Studies (IndecenterS) Girindra Sandino meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) memberi perhatian khusus pada pelaksanaan Pilkada serentak 2020. Terutama pada pemilihan wali kota Solo, di mana putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka diprediksi maju sebagai kandidat wali kota.

Menurut dia, perhatian khusus perlu diberikan, karena juga sangat berpeluang pilkada Solo nantinya hanya diikuti satu pasangan calon. Sejumlah parpol besar diketahui telah menyatakan siap mendukung Gibran.

BACA JUGA: Survei Indo Barometer: 23,7 Persen Menolak Gibran Bin Jokowi Maju di Pilkada Solo

Partai-partai yang berniat mendukung itu antara lain, Partai Golkar, Demokrat dan Gerindra. Sementara PDIP, rencananya baru akan mengumumkan nama yang akan diusung dalam waktu dekat.

"Saya kira di sinilah profesionalisme pengawas itu sangat diuji. Bayangkan, yang maju anak presiden. Pengusungnya, kemungkinan partai-partai besar. Ditambah lagi Solo juga merupakan basisnya PDIP, yang saya kira bakal menjadi partai utama pengusung Gibran," ujar Girindra kepada jpnn.com, Minggu (16/2).

BACA JUGA: Nasib Gibran di Tangan Mega

Menurut pria yang karib disapa Giging ini, secara teori memang tidak ada alasan yang memungkinkan Gibran kalah nantinya. Apalagi jika pada akhirmya hanya melawan kotak kosong.

"Kalau kalah sih peluangnya kecil, tetapi jika saat melawan kotak kosong, ada sejumlah orang, atau katakanlah 25 persen saja memilih kotak kosong, itu mungkin sangat tidak baik bagi pencitraan partai-partai yang mendukung, termasuk bagi presiden," ujarnya.

BACA JUGA: Pilwakot Solo, Golkar Klaim Lebih Dulu Usung Gibran

Menurut Giging, di sinilah peluang kecurangan kemungkinan terjadi. Karena itu, seluruh pengawas pemilu perlu bekerja keras, memastikan pelaksanaan pilkada berjalan secara profesional.

"Apalagi di pemilu lalu kan itu penolakan terhadap hasil pilpres cukup menyita waktu. Tentu itu pelajaran berharga bagi penyelenggara dan pengawas untuk benar-benar tampil profesional," katanya Giging. (gir/jpnn)

Pengamat: Guru Honorer Layaknya Diberhentikan


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler