Pengamat: Rakyat Jangan Mau Digiring Hasil Survei Capres pada Pilpres 2024

Jumat, 29 Desember 2023 – 06:02 WIB
Tiga pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024 saat pengambilan nomor urut di kantor KPU, Jakarta. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai hasil survei tidak bisa dijadikan pegangan untuk mengambil keputusan pada Pemilu 2024.

Hal itu dikarenakan hasil survei yang dikeluarkan lembaga survei kerap berbeda di luar batas margin of error.

BACA JUGA: Ganjar dan Prabowo Berpeluang Masuk Putaran Kedua Pilpres 2024

Padahal, menurut Emrus, seharusnya perbedaan hasil tidak akan menjadi masalah jika masih berada dalam batas margin of error.

“Saya melihat hasil survei di Indonesia tidak boleh menjadi acuan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk mengambil keputusan. Buktinya ada berbeda,” tegas Emrus, Kamis (28/12/2023).

BACA JUGA: Waketum Garuda Meyakini Prabowo-Gibran Tidak Pongah Meski Elektabilitasnya Tertinggi

Dia pun meminta publik berhati-hati dengan opini yang bisa terbentuk dari hasil survei.

"Supaya kita tidak digiring," ungkap Emrus.

Emrus meminta publik untuk bersikap kritis terhadap hasil survei elektabilitas pasangan calon.

"Pubik harus pertanyakan hasil survei. Jangan langsung terima hasil survei. Bongkar sumber pendanaan, bongkar metodologinya, termasuk kuesionernya,” ujar Emrus.

Emrus menambahkan metodologi survei yang digunakan lembaga survei pun perlu didiskusikan lebih lanjut.

Selain metodologi, pertanyaan survei pun berbunyi jika pemilu dilakukan hari ini.

"Itu kan pada saat kalau andaikan pemilu hari ini. Artinya sangat dinamis,” ujarnya.

Komunikolog itu juga menyebut beberapa contoh pilkada yang justru dimenangkan oleh paslon dengan elektabilitas rendah dan tidak diunggulkan.

“Coba cek beberapa pilkada yang justru dimenangkan kandidat dengan elektabilitas rendah," katanya.

Sebelumnya, dua lembaga survei kenamaan, CSIS dan Indikator Politik mengeluarkan hasil survei elektabilitas Pasangan Calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden.

Hasil survei CSIS menyebutkan paslon Prabowo-Gibranunggul 43,7 persen, Anies-Muhaimin 26,1 persen, dan Ganjar-Mahfud 19,4 persen (Survei 13 - 18 Desember 2023).

Namun, survei Indikator Politik yang digelar pada 23-24 Desember 2023 terhadap 1.217 responden menunjukkan berbeda, yaitu Elektabilitas Prabowo-Gibran 46,7 persen, Ganjar-Mahfud 24,5 persen, dan Anies-Muhaimin 21 persen. Perbedaan ini cukup mencolok, meski survei dilakukan dalam waktu yang berdekatan.

Oleh sebab itu, Emrus menekankan pertarungan belum dimenangkan kendati sudah mengantongi hasil survei elektabilitas tinggi.

Dia pun meyakini Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran.

"Oleh sebab itu, para 3 kandidat silakan berjuang, para tim sukses, rangkul rakyat, dekati rakyat, kasih program yang rasional yang operasional. Misalnya sumber pendanaannya dari mana? Masuk akal enggak?" pungkas Emrus.

Dua Putaran

Direktur Eksekutif Indonesia Presidential Studies Nyarwi Ahmad mengatakan walau semangat untuk Pilpres satu putaran begitu besar dikejar oleh Paslon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, belum jadi kenyataan.

“Untuk Prabowo-Gibran satu putaran hari ini sangat kecil kemungkinannya. Dengan kondisi dinamika pasar politik yang dinamis dan demokratis. Artinya tidak ada intervensi, tidak ada tekanan dari aparat atau pelanggaran pemilu, masih cukup sulit, dan butuh kerja keras,” kata Nyarwi, Kamis (28/12).

Adapun dua hasil survei elektabilitas terkini, masih menyisakan ruang cukup besar yang bisa diperebutkan tiga paslon.

“Rentangnya masih cukup lebar. Menurut hitungan saya, masih perlu sekitar 8 persen lebih kalau mau satu putaran,” sebut Nyarwi hari ini.

Dari persentase itu, terdapat pemilih yang sulit didekati, butuh kerja keras untuk diyakinkan. Sebab rentang yang masih cukup itu, paslon 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD harus optimistis bisa mempertebal suara dan dukungan.

“Tentu akan terjadi kompetisi yang cukup sengit, maka perlu untuk mempertebal basis dukungan, termasuk mendekati segmen pemilih targeting tadi,” ujar Nyarwi.

Dengan program-program yang mumpuni, paslon masih bisa berebut suara pemilih di bawah 40 tahun.

“Kalau berhasil, tentu ruang untuk mereka masuk putaran kedua sangat mungkin,” imbuh Nyarwi.

Nyarwi yang juga dosen komunikasi politik Universitas Gajah Mada (UGM) ini menjelaskan  sisa waktu kampanye 1,5 bulan lagi, waktu yang panjang namun harus dipergunakan dengan baik.

Ketiga paslon harus bersikap kritis terhadap dinamika politik, termasuk beragam hasil survei elektabilitas Capres-Cawapres.

“Ini menandakan bahwa peluang Ganjar-Mahfud akan sangat terbuka untuk lolos di putaran kedua. Baik Ganjar-Mahfud atau Anies-Muhaimin masih sangat kompetitif,” tandas Nyarwi.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler