Pengamat Sarankan PDIP Tak Serang Prabowo dengan Kasus HAM

Kamis, 08 Mei 2014 – 12:45 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Jelang pemilu presiden (pilpres) Juli nanti, PDI Perjuangan (PDIP) dan sekutunya gencar mengusung gerakan Melawan Lupa terhadap kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Sasarannya adalah calon presiden (capres) Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang dianggap bertanggung jawab atas kasus penculikan aktivis pada 1997-1998.

Menurut Dosen FISIP dari Universitas Jayabaya, Igor Dirgantara, isu HAM yang dihembuskan untuk mendiskreditkan Prabowo merupakan permainan politik andalan PDIP. Igor menilai serangan politik itu bukan hal baru karena PDIP dan Gerindra dipastikan akan berseberangan pada Pilpres 2014.

BACA JUGA: Diproyeksi Jadi Ketum PPP Baru, Rahmat Yasin Malah Tertangkap KPK

Namun, Igor justru menilai janggal karena PDIP baru mengusung isu pelanggaran HAM jelang pilpres tahun ini. Sementara pada Pilpres 2009 ketika Megawati Soekarnoputri berpasangan dengan Megawati, PDIP tidal memunculkan isi HAM yang membelit mantan Danjen Kopassus itu.

"Saat Megawati menggandeng Prabowo sebagai cawapres di Pemilu 2009, isu HAM untuk mendiskreditkan Prabowo tidak muncul gencar saat itu," kata Igor kepada wartawan di Jakarta, Kamis (8/5).

BACA JUGA: Ada Jusuf Kalla, Sidang Akil Sepi Pengunjung

Ia mengibaratkan isu pelanggaran HAM terhadap Prabowo seperti kue bolu yang dikukus berulang-ulang untuk disajikan pada publik yang sebenarnya sudah bosan. Igor justru menilai hal tersebut  mengindikasikan bahwa Prabowo adalah figur kuat dalam Pilpres 2014. "Karena isunya hanya itu-itu saja," ujarnya.

Igor menyarankan PDIP untuk lebih mengangkat isu-isu politik masa depan daripada menggembosi lawan politik lewat isu-isu masa lalu. Menurutnya, PDIP dan capresnya, Joko Widodo lebih baik memaparkan program-programnya daripada menguulang-ulang masa lalu lawan politiknya. (dil/jpnn)

BACA JUGA: PPP Tunggu Status Rahmat Yasin

BACA ARTIKEL LAINNYA... JK Bantah Keterangan Sri Mulyani di Sidang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler