jpnn.com, JAKARTA - Pemerhati politik Satyo Purwanto menyebut Airlangga Hartarto telah membawa perubahan bagi Partai Golkar. Hanya saja, Satyo menilai Airlangga sebagai ketua umum Partai Golkar membawa perubahan negatif bagi partai berlambang beringin hitam itu.
Satyo menuturkan, Golkar yang notabene partai besar justru menjadi medioker di bawah kepemimpinan Airlangga. Sebab, jumlah kursi Golkar di DPR hasil Pemilu 2019 mengalami penurunan dibanding pesta demokrasi lima tahun lalu.
BACA JUGA: Analisis Bang Ray soal Kemampuan Putra Bu Mega Jika Jadi Menteri Kabinet Jokowi
"Seharusnya Golkar yang berada di posisi kedua di pileg, seharusnya bisa menentukan arahnya ke mana. Jadi Golkar bisa jadi katalisator. Kapasitas Golkar itu bukan kelas medioker," kata Satyo saat dihubungi, Senin (30/7).
BACA JUGA: Sebaiknya Para Senior Membesarkan Golkar
BACA JUGA: Konon Gerindra Mesra dengan PDIP Untuk Singkirkan Anies Baswedan
Satyo juga menyebut manuver Airlangga sowan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh telah menurunkan muruah Golkar sebagai partai besar. Menurutnya, Golkar yang berada di posisi kedua dalam jumlah kepemilikan kursi DPR seharusnya bisa memiliki nilai tawar lebih di hadapan Presiden Joko Widodo ketimbang ikut manuver Surya Paloh.
"Dengan sejarah panjang Golkar yang selalu tiga besar, seharusnya sosok ketua umumnya bisa merepresentasikan partai yang besar. Bukan malah mengesankan Golkar jadi partai medioker," jelas dia.
BACA JUGA: Kader di Sumut Dukung Airlangga Hartarto Kembali Pimpin Golkar
Oleh karena itu Satyo mengingatkan Golkar mengevaluasi kepemimpinan Airlangga. Golkar, harap Satyo, bisa memilih ketua umum yang mampu membawa partai ke papan atas.
BACA JUGA: Dukungan Orang - Orang Ini Buat Bamsoet Semangat Maju jadi Caketum Golkar
"Golkar harusnya bisa mengusung kader untuk menjadi ketum dan menuju partai besar. Hari ini yang masuk sebagai partai besar justru Gerindra. Harusnya ketum Golkar ini levelnya sama dengan PDIP dan Gerindra," jelas Satyo.(mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Said Salahudin: Bamsoet Antitesis dari Airlangga Hartarto
Redaktur : Tim Redaksi