jpnn.com, JAKARTA - Saat ini sudah ada nama tiga bakal calon presiden (capres) yang akan berkompetisi di Pilpres 2024 mendatang.
Mereka adalah Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
BACA JUGA: RN Menilai Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo Bersih dari Politik Identitas
Namun, dari tiga nama capres tersebut sosok calon wakil presiden (cawapres) masih misteri. Publik pun menereka-nerka. Bahkan ada yang berspekulasi jika Prabowo Subianto cocok untuk berpasangan dengan Anies Baswedan.
Lantas bagaimana peluang Prabowo Subianto dan Anies Baswedan jika berduet menjadi pasangan capres-cawapres?
BACA JUGA: Gibran Geram Gegara Isu SARA lalu Singgung Capres 2 Kali Kalah, Sindir Prabowo?
Peneliti Senior Surabaya Consulting Group (SCG) Arif Budi Santoso mengatakan jika duet Prabowo-Anies terjadi maka tidak akan sulit untuk bersinergi, karena kedua tokoh tersebut beririsan.
Selain itu, duet keduanya untuk menandingi elektabilitas Ganjar Pranowo yang berpotensi terus naik.
"Dengan membaca tren elektabilitas Ganjar semacam itu, bisa dimungkinkan ada pergeseran kesadaran di antara kubu Prabowo dan Anies untuk mengonsolidasikan diri guna menantang Ganjar dengan melahirkan duet Prabowo-Anies. Hitung-hitungan itu dimungkinkan, sehingga terjadi konsolidasi di antara pendukung Prabowo dan Anies yang sebenarnya sedikit beririsan," ujar Arif kepada wartawan, Rabu (3/5).
Lebih lanjut Arief mengungkapkan ada kemungkinan besar duet Prabowo Subianto dan Anies Baswedan bisa saja terjadi.
Di sisi lain, Prabowo belum lama ini telah bertemu dengan eks Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Adapun, JK merupakan sosok yang sejak lama meberikan dukungan kepada Anies, misalnya dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 silam.
Pria asal Makassar, Sulawesi Selatan tersebut juga salah satu pihak yang mendukung Anies menjadi capres di 2024 ini.
Bahkan, JK disebut telah mengusulkan nama-nama cawapres untuk bisa berduet dengan Anies Baswedan yang sampai saat ini masih dibahas di internal Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS.
Kendati demikian, partai politik juga akan berusaha mendapatkan suara yang banyak di Pemilu 2024 mendatang. Misalnya mengusulkan capres atau cawapres dari internal partainya sendiri.
Arif mencontohkan majunya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres akan mengonsolidasikan kekuatan Partai Demokrat, sehingga suaranya akan aman.
"Dengan kalkulasi politik semacam itu, bandul politik bisa terus berubah. Caturnya masih terus dimainkan, sembari tentu harus menghitung presidential threshold," ungkapnya.
Di sisi lain, Arif menuturkan pencalonan Ganjar Pranowo sebagai bisa menjadi momentum untuk membuka semua permainan catur politik Pilpres 2024.
Sebab menurut penilaiannya, Ganjar telah mengubah skenario-skenario para partai politik. Misalnya koalisi yang terjadi di Koalisi Indonesia Bersatu (PPP, Golkar, PAN), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerinda dan PKB), bahkan Koalisi Perubahan (Nasdem, PKS, Demokrat).(mcr10/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul