Pengamat Sebut Prabowo Sebagai Pejuang Demokrasi di Indonesia

Kamis, 14 Maret 2024 – 17:26 WIB
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto berjoget di depan sukarelawan dan simpatisan saat kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (10/2). Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN) Igor Dirgantara mengapresiasi perjuangan politik yang panjang seorang Prabowo Subianto.

Menurut Igor, perjuangan dan kegigihan Prabowo dalam memelihara demokrasi di Indonesia patut diacungi jempol.

BACA JUGA: Data Perolehan Suara Pilpres 2024 per Kecamatan di Surabaya, Lihat di Mana Paling Telak

Sebab, itu Igor menyematkan gelar kepada Prabowo sebagai ‘Man of The Moment’ sebagai pejuang demokrasi di Indonesia.

“Man of the moment itu artinya Prabowo itu punya track record tetap setia di jalur demokrasi konstitusional lewat pemilu. Kalau ada ketakutan misalnya pemerintahan Prabowo akan kembali ke sistem otoriter dan lain sebagainya itu tidak benar,” ujar Igor, Kamis (14/3/2024).

BACA JUGA: Soal Suara Ganjar-Mahfud Dikunci 17 Persen, Hasto: Seharusnya Pilpres 2024 Dua Putaran

Menurut Igor, Prabowo merupakan pejuang demokrasi dengan menggunakan jalur politik yang sah dan konstitusional dalam mewujudkan idealismenya. Di antaranya mendirikan Partai Gerindra yang saat ini menjadi salah satu partai besar di Indonesia.

“Prabowo itu demokratis, beliau mendirikan partai Gerindra dan sukses menjadi partai besar, meskipun pernah oposisi, tetapi itu tetap dalam koridor demokrasi, Pak Prabowo ini pernah menjadi oposisi. Jadi, dia paham betul bagaimana mendengarkan kritik, menerima saran justru tidak otoriter karena dia pernah oposisi,” paparnya.

BACA JUGA: Ucapkan Selamat kepada Prabowo-Gibran, Penggagas KawalPemilu Banjir Kritikan

“Kok orang mencibir apa yang sudah dilakukan oleh Pak Prabowo, rekam jejaknya bagus kok, dia tidak pernah kudeta kok, dia komit terhadap pemilu dan demokrasi,” tambahnya.

Lebih lanjut, Igor mengatakan perjuangan politik Prabowo meskipun melelahkan tapi membuahkan hasil di Pilpres 2024 yang sukses dipilih oleh rakyat dengan suara yang signifikan, menang sekali putaran atau dengan kemenangan yang meyakinkan.

“Disebut man of the moment, dia (Prabowo) sekarang capres dipilih oleh rakyat lewat pemilu yang demokratis bukan ditunjuk. Itu sebabnya Prabowo itu disebut sebagai man of the moment,” ucapnya.

Igor menjelaskan jika masyarakat Indonesia pada 10 tahun yang lalu mayoritas menginginkan pemimpin yang merakyat dan populis jatuh kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada tahun 2024 ini, Igor mengatakan masyarakat kebanyakan memilih pemimpin yang tegas dan itu ada pada diri Prabowo Subianto.

“Kalau sekarang Gen Z, milenial itu penginnya capres itu yang tegas, berdaulat, memegang kontrol penuh atas partai politik. Pokoknya yang tegaslah yang bisa mewujudkan Indonesia keberlanjutan dari Pak Jokowi itu akan jauh lebih sempurna,” ujar Igor.

“Nah, itu sebabnya dia man of the moment, dan Pak Prabowo juga adalah man on the right place dan man of the right time, jadi dia di 2024 ini adalah capres yang paling sesuai dengan waktunya itu yang disebut man of the moment di waktu yang tepat,” imbuhnya.

Menurut Igor, Prabowo merupakan tokoh yang tepat atau teladan bagi demokrasi di Indonesia yang mau menerima kekalahan dan tetap mau berjuang di jalur politik yang konstitusional.

Dia mengatakan kekalahan Prabowo pada pilpres sebelumnya juga perlu menjadi contoh oleh anak bangsa lainnya.

Jika sudah kalah tidak lantas tidak mau mengaku kalah, akui kekalahan dan ikut lagi dalam kontestasi berikutnya.

“Prabowo juga the right man on the right place for democracy. Jadi, dia adalah orang yang tepat untuk demokrasi sebenarnya dia adalah contoh teladan yang baik bagi kehidupan demokrasi Indonesia yang ideal, tentu saja masih ada kekurangan dari sektor pemilu tetapi dia konsisten, dia ikut pemilu dia betul-betul mau dan menang,” ujar Igor.

Igor menyindir capres-cawapres yang kalah sekali dalam pilpres sudah seperti paling benar dalam berdemokrasi, tidak mau mengakui kemenangan lawan itu bukan sikap negarawan atau sikap seorang yang demokratis.

“Ada capres baru maju sekali kalah sudah teriak-teriak curang. Ada capres yang ngomongnya narasi perubahan, tetapi enggak pernah jadi oposisi kan aneh. Contohlah Prabowo tetap di jalur konstitusional, setia di jalur demokrasi. Kalah bangkit, kalah bangkit sampai menang,” ujar Igor.(fri/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler