Pengamat sebut Reshuffle Hanya Kompromi Politik

Rabu, 12 Agustus 2015 – 16:55 WIB
Politikus Senior PDIP Pramono Anung yang dilantik menjadi Seskab di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Idil Akbar menilai keputusan Presiden Joko Widodo melakukan perombakan kabinet (reshuffle) tidak lebih dari sekadar kompromi politik.

"Saya mengatakan ini sebagai kompromi politik karena secara jelas menggambarkan kedekatan mereka pada elit partai atau tokoh. Seperti Darmin Nasution, kita tahu dia dekat dengan Megawati. Ada pula Pramono Anung," kata Idil saat dihubungi Rabu (12/8).

BACA JUGA: Bekas Gubernur Malut Kena 2 Tahun Penjara

Lalu ada Rizal Ramli dan Sofyan Jalil yang dikenal cukup dekat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Sementara Luhut Panjaitan menurutnya lebih pada akomodasi jasa politik turut membantu kemenangan Jokowi di pilpres 2014.

Dia juga tidak begitu yakin menteri baru mampu mengatasi persoalan. Khususnya yang menjadi sorotan adalah masalah perekonomian, terutama anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, dan harga daging yang meroket.

BACA JUGA: Sofyan Djalil Senang Masih Dipercaya Jadi Menteri

Persoalan tersebut menurutnya akan menjadi ancaman ke depan jika menteri yang dipilih menggantikan juga tak mampu mengatasi permasalahan.

"Kita akan lihat bagaimana respon pasar terhadap reshuffle ini sebab jika tak juga mampu mengatasi masalah yang terjadi saat ini maka saya kira gejolak politik tetap akan terus terjadi," tambahnya.(fat/jpnn)

BACA JUGA: Pramono Minta Izin Megawati Sebelum Terima Tawaran Jokowi

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Luhut Gantikan Tedjo, Posisi Kepala Staf Kepresidenan Kosong


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler