jpnn.com, JAKARTA - Taksi terbang rupanya dinilai menjadi bisnis yang menjanjikan, namun memiliki beberapa tantangan.
Pengamat bisnis penerbangan AIAC Arista Atmadjati menilai kehadiran taksi terbang helikopter merupakan inovasi bisnis yang revolusioner.
BACA JUGA: Taksi Terbang Hadir di Soetta, Helicity Layani 72 Titik di Jabodetabek
Menurut dia, ide taksi terbang untuk kepentingan komersil dari Bandara Soekarno Hatta ke sejumlah lokasi di Jabodetabek dapat dimanfaatkan sebagai sarana transportasi yang eksklusif untuk menghindari kemacetan.
“Idenya bagus sekali. Tidak ada saingan,” ujar Arista di Jakarta, Senin (1/3).
BACA JUGA: Gandeng Kemenpar, Helicity Siap Antar Wisman ke Destinasi
Meski demikian, dia menyampaikan sejumlah catatan di antaranya kondisi perekonomian di tanah air yang disebabkan pandemi Covid-19.
Kondisi perekonomian yang belum pulih akan menjadi tantangan tersendiri.
Arista memprediksi layanan taksi terbang akan maju pesat pada 2022.
“Potensi bisnis sebenarnya ada, namun sekarang saya masih ragu. Helicity ini bisa hidup kalau kondisi ekonomi normal. Mungkin di 2022 seiring pulihnya perekonomian di Indonesia,” ucapnya.
Arista menyarankan agar transportasi udara besutan PT Whitesky Aviation yang bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) tersebut melakukan sejumlah inovasi.
Dia menyebutkan, di antaranya agar pengelola memberikan layanan koneksi penerbangan langsung ke sejumlah lokasi-lokasi industri dan bisnis, destinasi wisata, hingga layanan medis.
“Misalnya penerbangan langsung kawasan industri di Cikarang, atau destinasi wisata premium di sekitar Kepulauan Seribu. Bahkan untuk keperluan darurat ke rumah sakit,” ujarnya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia