Pengawasan Masjid Bawa Indonesia ke Era Otoriter

Minggu, 01 Juni 2014 – 12:29 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Daulay mengatakan, tindakan pengawasan masjid yang hendak dilakukan PDI Perjuangan karena menduga masjid akan menyebarkan kampanye hitam terhadap Joko Widodo - Jusuf Kalla, akan menimbulkan kesan adanya fregmentasi sosial di tengah-tengah masyarakat.

Selain itu, kata Saleh, bisa juga menimbulkan kesan seolah-olah para khatib selama ini dijadikan sebagai agen politik dari suatu kepentingan politik tertentu.

BACA JUGA: Massa Prabowo-Hatta Merangsek Dekati Gedung KPU

"Padahal, fungsi masjid adalah tempat suci dimana orang berupaya mendekatkan diri pada sang pencipta," kata Saleh di Jakarta, Minggu (1/6).

Saleh mengatakan pengawasan ini sama saja dengan melakukan aksi sweeping terhadap khotbah-khotbah di masjid.

BACA JUGA: 3850 Personel Amankan Undian Nomor Urut Capres

Menurutnya, ini sama saja Indonesia kembali ke era otoriter di mana saat itu khotib di masjid selalu diawasi dan bahkan harus mendapat persetujuan pihak keamanan.

Sedangkan dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Siti Nafsiah menyarankan sebaiknya isu itu tidak dimunculkan di ranah publik.

BACA JUGA: Waspadai Perang Survei Abal-abal‬

"Saya berharap Jokowi tidak begitu, semoga salah info saja. Namun jika benar, itu keterlaluan," katanya.

PDI Perjuangan menjalankan aksi intelijen terhadap masjid-masjid. Mengawasi setiap khotbah yang ada. Anggota Tim Sukses Jokowi-JK Eva Kusuma Sundari tidak menampik itu. Dia mengatakan, memang kader partai yang muslim diminta untuk melakukan aksi intelijen terhadap masjid-masjid. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendukung Prabowo dan Jokowi Bersaing di Bundaran HI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler