MARTAPURA – Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kg mendorong pihak Pertamina melakukan operasi pasar (OP). OP yang digelar di taman samping rel kereta api Tanjung Kemala, Rabu (22/5) langsung diserbu. Dalam waktu singkat, 550 tabung gas habis terjual. Dalam OP tersebut, gas elpiji 3 kg dijual dengan harga Rp14 ribu per tabung. Sementara sebelumnya, di beberapa pengecer dijual dengan harga Rp22 ribu hingga Rp24 ribu per tabung.
Tak hanya ibu-ibu yang berbondong-bondong membawa tabung kosong ke lokasi OP, sejumlah pengecer juga terlihat membeli dalam jumlah besar. Meski dibatasi dua tabung per orang, namun tetap saja pengecer leluasa membeli berulang hingga belasan tabung kosong yang dibawa menggunakan keruntung telah berisi gas. Untuk mengelabui petugas OP, pengecer menggunakan jasa anak-anak untuk turut antre mendapatkan gas bersubsidi tersebut.
Sementara pihak Pertamina, dalam hal ini PT Hizarbach yang melakukan OP mengatakan, OP dilakukan sesuai instruksi Pertamina. “Dalam pembelian, kita batasi dua tabung per orang. Lebih dari dua tabung, tidak kita terima. Karena ini harga OP, maka pembelian dibatasi dan hanya diperuntukkan bagi konsumen rumah tangga bukan untuk usaha ataupun rumah makan,” ujar petugas dari PT Hizarbach.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan OKU Timur, Drs Juanda MM mengaku, tidak mengetahui adanya OP yang dilakukan Pertamina. “Seharusnya sebelum melakukan OP, hendaknya berkoordinasi dengan kita agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Jika ada koordinasi, lanjutnya, Disperindag bisa melakukan pengawasan dan pengamanan agar OP yang dilakukan benar-benar tepat sasaran. “Saya saja tahunya dari wartawan yang menghubungi adanya OP tersebut,” ujar Juanda yang mengaku kecolongan terhadap OP ini. (sal/ce4)
Tak hanya ibu-ibu yang berbondong-bondong membawa tabung kosong ke lokasi OP, sejumlah pengecer juga terlihat membeli dalam jumlah besar. Meski dibatasi dua tabung per orang, namun tetap saja pengecer leluasa membeli berulang hingga belasan tabung kosong yang dibawa menggunakan keruntung telah berisi gas. Untuk mengelabui petugas OP, pengecer menggunakan jasa anak-anak untuk turut antre mendapatkan gas bersubsidi tersebut.
Sementara pihak Pertamina, dalam hal ini PT Hizarbach yang melakukan OP mengatakan, OP dilakukan sesuai instruksi Pertamina. “Dalam pembelian, kita batasi dua tabung per orang. Lebih dari dua tabung, tidak kita terima. Karena ini harga OP, maka pembelian dibatasi dan hanya diperuntukkan bagi konsumen rumah tangga bukan untuk usaha ataupun rumah makan,” ujar petugas dari PT Hizarbach.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan OKU Timur, Drs Juanda MM mengaku, tidak mengetahui adanya OP yang dilakukan Pertamina. “Seharusnya sebelum melakukan OP, hendaknya berkoordinasi dengan kita agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Jika ada koordinasi, lanjutnya, Disperindag bisa melakukan pengawasan dan pengamanan agar OP yang dilakukan benar-benar tepat sasaran. “Saya saja tahunya dari wartawan yang menghubungi adanya OP tersebut,” ujar Juanda yang mengaku kecolongan terhadap OP ini. (sal/ce4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Hotel Ancam Praperadilankan Satpol PP
Redaktur : Tim Redaksi