jpnn.com - JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) memasuki usianya ke-70 tahun ini. Saat ini, kekuatan dan kapasitas TNI makin diakui dunia internasional sebagai salah satu militer terkuat.
Anggota Komisi I DPR Ahmad Zainuddin pun mengingatkan agar pengembangan TNI ke depan memperhatikan dan tetap dalam koridor grand strategy pertahanan Indonesia yang termuat dalam Buku Putih Pertahanan RI.
BACA JUGA: Honorer K2 Mulai Berburu Kartu Registrasi Tes CPNS 2013
"Kita sangat bangga dengan TNI kita saat ini. Selamat HUT ke-70 TNI. Namun saya ingin mengingatkan pemerintah, perlu melihat lagi Buku Putih Pertahanan kita. Apakah pengembangan dan penguatan TNI sudah sesuai dengan Buku Putih atau belum," kata Zainuddin di Jakarta, Senin (5/10).
Politikus PKS itu menyebutkan, Buku Putih Pertahanan RI merupakan bentuk kesadaran bahwa Indonesia sebagai bangsa besar dengan kondisi geopolitik dan geostrategis yang signifikan di lingkungan internasional. Kesadaran itu menurutnya harus terus ditindaklanjuti dengan penguatan kapasitas pertahanan, salah satunya dengan pembentukan postur ideal TNI.
BACA JUGA: Pemalsu Tanda Tangan Ditahan, Mandra Bebas?
"Satu contoh saja, kalau kita lihat aspek anggaran, proporsi anggaran TNI dari APBN masih belum ideal. Anggaran TNI lebih banyak untuk belanja rutin serta gaji prajurit. Modernisasi alutsista sejak 2010 baru separuh dari kebutuhan minimum essential force. Sementara eskalasi potensi ancaman terus berkembang dinamis," jelasnya.
Untuk konteks ini, Indonesia tertinggal dengan kekuatan negara lain yang mengalami pertumbuhan militer signifikan di Asia-Pasifik, seperti Jepang, China, AS, dan India. Karena itu, lanjut Zainuddin, Buku Putih Pertahanan RI harus menjadi panduan bersama dalam pengembangan kekuatan TNI, termasuk politik anggaran di dalamnya.
BACA JUGA: Tratakdungces... Ahok Asyik Goyang Dumang di HUT TNI
Di sisi lain, anggota pengawas intelijen ini juga mengatakan tema yang diangkat TNI dalam HUT-nya tahun ini menunjukkan kekuatan sebenarnya TNI adalah bersama rakyat. Karena itu konsep sistem pertahanan semesta harus dipahami sebagai konsep pertahanan manunggal TNI dan rakyat. Keberadaan TNI tidak boleh dipisahkan dari masyarakat. TNI harus selalu dekat di tengah-tengah masyarakat.
"TNI harus menjadi tauladan dalam banyak aspek kehidupan bermasyarakat. Sehingga memudahkan mobilisasi umum suatu saat nanti ketika pertahanan semesta perlu diwujudkan karena keadaan darurat," pungkas Zainuddin. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi III Cium Dugaan Pencucian Uang di Kasus Salim Kancil
Redaktur : Tim Redaksi