jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Taufik Basari mengkritik pendekatan represif aparat kepolisian saat mengawal proses pengukuran lahan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah (Jateng).
"Tidak sejalan dengan program Presisi dari Kapolri (Jenderal Listyo Sigit Prabowo, red)," kata Tobas, sapaan akrab Taufik Basari melalui layanan pesan, Rabu (9/2).
BACA JUGA: Polda Jateng Minta Warga Desa Wadas Jangan Mau Diadu Domba
Legislator Fraksi Partai NasDem itu mengatakan Polri semestinya menjaga agar warga merasa aman dan tidak diliputi rasa takut. Termasuk, dalam proses pengukuran lahan di Desa Wadas.
"Oleh karena itu, dialog dan langkah persusif yang seharusnya dikedepankan," beber dia.
BACA JUGA: Begini Tanggapan KontraS Soal Tindakan Polisi di Desa Wadas, Keras
Tobas pun meminta Komnas HAM turun ke tempat kejadian demi mengumpulkan informasi dari aksi represif kepolisian di Desa Wadas.
Dia sekaligus meminta agar Mabes Polri bisa memfasilitasi dan mendukung kerja Komnas HAM di Desa Wadas
"Meminta Komnas HAM bersama Mabes Polri menjelaskan kepada publik hasil temuannya, mengingat terdapat beberapa versi informasi yang beredar di publik agar publik mendapatkan informasi yang valid, lengkap, dan komprehensif," bebernya.
Sebelumnya, pada Selasa pagi ribuan personel aparat kepolisian dari Polda Jawa Tengah mengepung Desa Wadas.
Polisi mengeklaim mendapat perintah mendampingi BPN mengukur lahan untuk proyek pembangunan Bendungan Bener.
Gesekan dengan masyarakat tidak terhindarkan karena warga Wadas sudah sejak lama menolak rencana penambangan batu endesit yang terkait dengan proyek Bendungan Bener.
Berdasarkan rilis Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempadewa), aparat kepolisian memasuki desa menggunakan sepeda motor, mobil dan berjalan kaki sekitar pukul 10.48 WIB.
Kemudian, aparat kepolisian disebut melakukan penangkapan terhadap beberapa warga yang ingin melaksanakan ibadah di masjid dan mengepung sebuah masjid. (ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Aristo Setiawan