jpnn.com, JAKARTA - Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) tahun ini akan kembali digelar setelah sempat absen dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Ketua Penyelenggara PAB XVIII 2022 Aninditha Anestya Bakrie menjelaskan PAB tahun ini tergolong spesial.
BACA JUGA: Gerakan 10 Juta Bendera Merah Putih, Mendagri: Kita Bangga dengan Papua
Spesial karena PAB XVIII 2022 menyiapkan lima kategori penghargaan, berkaitan juga dengan peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI, sekaligus memperingati HUT ke-80 Kelompok Usaha Bakrie.
“Karena itu tema PAB tahun ini sama dengan tema HUT ke-80 Bakrie yaitu Generasi Bangun Negeri,” jelas Aninditha dalam keterangan tertulis, Jumat (12/8).
BACA JUGA: Sambut HUT ke-77 RI, Pelatih PSM Makassar Punya Pesan Penting untuk Suporter
PAB diselenggarakan oleh Keluarga Bakrie melalui Yayasan Achmad Bakrie, bekerja sama dengan Freedom Institute dan Kelompok Usaha Bakrie yang sudah berusia 20 tahun.
Dikatakan, PAB sudah menjadi tradisi tahunan yang akan terus dilanjutkan.
BACA JUGA: Pendapatan Bakrie Telecom Melonjak Tajam sepanjang 2021, Sebegini BesarannyaÂ
“Kecintaan kakek saya, Achmad Bakrie, terhadap ilmu pengetahuan dan sastra yang menjadi dasar kami mengadakan PAB. Untuk ikut menghargai dan memberikan tempat serta apresiasi kepada orang-orang yang telah berkontribusi dan berjasa bagi Indonesia di bidang ilmu pengetahuan dan kesusastraan,” ujar Ditha, panggilan akrab putri kedua Aburizal Bakrie itu.
PAB pertama kali digelar pada 2003, terakhir 2019. Dalam rentang waktu tersebut, PAB telah memberikan penghargaan pada 76 penerima.
Para penerima merupakan tokoh dan lembaga yang menghasilkan karya luar biasa dan inspiratif yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
PAB merupakan perwujudan amanah dari Almarhum H. Achmad Bakrie (1916-1988) yang tertuang dalam filosofi ‘Trimatra Bakrie’ yaitu: ke-Indonesia-an, kemanfaatan dan kebersamaan.
Co-Founder PAB, Rizal Mallarangeng mengungkapkan, gelaran PAB 2022 sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun ini ada penghargaan khusus untuk ilmuwan internasional yang memiliki jasa besar untuk Indonesia,” terang Rizal yang juga merupakan founder dan Direktur Eksekutif Freedom Institute.
Penghargaan khusus Ilmuwan Internasional yang berjasa untuk Indonesia ini menambah jumlah penerima PAB XVIII 2022 ini menjadi lima kategori, yang diberikan kepada:
Nirwan Dewanto (Sastra)
Untuk aneka karya yang secara sadar membebaskan diri dari batasan sejarah sastra nasional, dan yang mengolah khazanah Indonesia dengan cara yang peka pada perkembangan sastra dunia.
Mohtar Mas’oed (Pemikiran Sosial)
Untuk kepeloporan pendekatan analisis struktural non-Marxian atas kenyataan ekonomi-politik di Indonesia dan dunia internasional yang memperkaya khazanah pemikiran akademik tanah air.
Tim Peneliti Arkeologi Lukisan Gua Purba Indonesia (Sains): Adhi Agus, Pindi Setiawan, Basran Burhan, Budianto Hakim, Dan Rustan LP. Santari.
Untuk rentetan temuan aneka lukisan figuratif tertua di dunia, di gua purba Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan yang menggeser paradigma arkelogi Indonesia dan memperkaya pengetahuan tentang evolusi kognitif di Bumi.
Erlina Burhan dan Tonang Dwi Ardyanto (Kedokteran)
Untuk sumbangsih sinergis antara bidang klinis-epidemologis dan pulmonologis-kesehatan publik yang membantu Indonesia menghadapi pandemi global Covid-19 dengan hasil yang dipujikan oleh dunia internasional.
R. William Liddle (Ilmuwan Internasional Berjasa Untuk Indonesia)
Untuk pengabdian intelektual sepanjang enam dekade menelaah aneka perkembangan politik dan pelembagaan demokrasi, disertai kerja membangun generasi baru ilmuwan politik di Indonesia. (esy/jpnn)
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Mesyia Muhammad