Pengidap HIV AIDS Meningkat

Jumat, 10 Agustus 2012 – 10:58 WIB
MAKASSAR,--Dinas Kesehatan (Dinkes) Makassar mencatat kenaikan jumlah pengidap human immunodeficiency virus (HIV)/acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) yang sangat pesat. Data terakhir, pertambahan jumlah pengidap angkanya bahkan mencapai 31,8 persen.

Kepala Dinas Kesahatan Kota Makasar, Naisyah Tun Asikin, mengungkapkan, dalam kurun lima tahun terakhir, peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS tersebut angkanya terus menanjak. Hanya saja menurut dia, pertambahan jumlah pengidap HIV/AIDS tersebut, bukanlah gambaran kegagalan program dinas kesehatan.

Di sisi lain, kata dia, peningkatan jumlah pengidap yang terdeteksi tersebut, merupakan sebuah keberhasilan. Pasalnya, jika kelompok pengidap itu tak terdeteksi, maka peyebaran HIV/AIDS akan semakin tinggi karena mereka tak menyadari dirinya sehingga sangat berpotensi untuk menularkannya kepada orang lain.

"Kami tidak merasa gagal dengan peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS di Kota Makassar, karena artinya kita berhasil mendeteksi," ujar Naisyah.

Untuk masalah HIV/AIDS, lanjut dia, fenomenanya seperti gunung es. Yang ketahuan atau tampak di permukaan hanya sedikit, tapi yang tidak ketahuan jumlahnya lebih besar lagi. Diperkirakan, jumlahnya akan terus meningkat seiring semakin banyaknya organisasi yang peduli terhadap penyakit yang belum ada obatnya tersebut.

Tren peningkatan jumlah pengidap HIV/AIDS ini memang terjadi setipa tahun di Kota Makassar. Pada 2007 misalnya, kasus yang terdeteksi hanya 1554, meningkat pada 2008 sebanyak 2035 kasus, kemudian 2009 menjadi 2574 kasus. Lalu pada 2010, kasusnya bertambah lagi menjadi 3048 kasus, dan terakhir, 2011 kasusnya sebanyak 4018 atau naik sekitar 31,8 persen dari tahun sebelumnya.

Naisyah mengatakan, pengidap HIV/AIDS yang belum terdeteksi, diupayakan bisa terdeteksi untuk mengurangi bahaya percepatan penyebarannya. Apalagi, pengidap HIV/AIDS di Makassar merupakan yang terbanyak di Sulsel.

Saat, lanjut dia, anggaran untuk HIV/AIDS di APBD 2012, angkanya hanya Rp300 juta. Namun ada organisasi lain yang turut mengurus masalah ini, yakni Komisi Perlindungan Anak (KPA). Naisyah mengimbau masyarakat agar datang dengan sukarela memeriksakan diri di klinik HIV/AIDS yang telah ditunjuk pemerintah.

Di tempat tersebut, pemeriksaannya gratis alias tidak dipungut biaya. Tempat memeriksa HIV/AIDS yang ditunjuk tersebut, di antaranya, Puskesmas Ujungpandang Baru, Kassi-kassi, dan Andalas. Ada juga di RS Labuang Baji dan RS Wahidin Sudirohusodo.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Makassar, Hamzah Hamid memang mempertanyakan peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS di Makassar. Menurutnya, di satu sis peningkatan tersebut dianggap berhasil bagi dinas kesehatan karena mereka bisa dideteksi, namun dari sisi sosial, ini merupakan masalah yang sangat mengkhawatirkan. (zuk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PKS Gelar Sejuta Jilbab untuk Papua

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler