Pengobatan Tradisional Mengatasi Radang Sendi

Rabu, 16 Mei 2018 – 22:05 WIB
Radang sendi. Foto: Ilustrasi/dictio

jpnn.com - Beragam keluhan sendi sering dirasakan oleh mereka yang berusia lanjut.

Namun, kondisi tersebut bisa juga dirasakan oleh mereka yang berusia diatas 40 tahun.

BACA JUGA: Terlalu Banyak Selfie Bisa Akibatkan Radang Sendi

Keluhan yang sering dirasakan terkait persendian adalah rasa kaku, nyeri, bengkak dan kemerahan.

Keluhan-keluhan tersebut merujuk pada suatu kondisi yaitu rheumatoid arthritis atau peradangan kronis pada sendi.

Bahan-bahan alami tertentu dapat menjadi pilihan utama untuk mengatasi kondisi tersebut.

Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Care2, Selasa (15/5).

1. Astaxanthin

Anda mungkin pernah mendengar tentang nutrisi yang dikenal sebagai beta karoten, yang banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayuran berwarna oranye, merah dan hijau seperti wortel, squash dan sayuran hijau.

Beta karoten adalah salah satu kelompok besar nutrisi yang dikenal sebagai karotenoid, yang mencakup nutrisi lain yang dikenal sebagai astaxanthin (diucapkan as-ta-ZAN-thin).

Baik beta karoten dan astaxanthin adalah antioksidan yang menghancurkan radikal bebas berbahaya sebelum bisa menyebabkan kerusakan sendi dan jaringan lebih lanjut.

Dalam penelitian oleh Bob Capelli dan Gerald Cysewski dalam buku Astaxanthin, astaxanthin telah ditemukan 53,7 kali lebih kuat dari pada beta karoten dengan kemampuan antioksidannya.

Dosis 4 sampai 12mg sehari sangat sesuai untuk pengobatan rheumatoid arthritis. Mulailah dengan 4mg sehari dalam dosis terbagi dengan makanan selama sebulan.

Jika tingkat rasa sakit Anda tidak berkurang, naikkan 8mg sehari.

2. Kondroitin sulfat

Kondroitin seperti yang sering disebut, memainkan peran penting dalam penciptaan tulang rawan.

Ini memperkuat namun memberikan fleksibilitas pada jaringan ikat yang ditemukan di sendi, berfungsi sebagai bantalan dan membantu melumasi persendian.

Selain melindungi tulang rawan, kondroitin sulfat juga menghambat enzim yang menghancurkan tulang rawan sambil memastikan nutrisi vital mencapai tulang rawan untuk diperbaiki.

Kondroitin sulfat cenderung bekerja paling baik dalam hubungannya dengan glukosamin.

Kondroitin secara kimiawi mirip dengan heparin pengencer darah jadi hindari menggunakannya saat mengonsumsi obat lain atau saat menggunakan pengencer darah lainnya kecuali jika Anda sedang dipantau oleh dokter.

Anda mungkin juga ingin agar dokter memonitor Anda saat mengambil kondroitin karena hal itu memungkinkan Anda mengurangi dosis obat pengencer darah Anda.

Ambil 1500mg kondroitin sulfat sekali sehari atau 500mg tiga kali sehari dengan makan, dengan persetujuan dokter Anda.

3. Copaiba

Copaiba adalah resin dari hutan hujan Brasil yang mengandung senyawa anti-nyeri alami yang dikenal dengan beta-caryophyllene (BCP).

BCP adalah cannabinoid yang memiliki potensi yang sama dengan cannabinoid lainnya, termasuk yang ditemukan dalam ganja, namun tidak seperti ganja, copaiba dan BCP tidak memiliki sifat psikoaktif.

BCP paling baik digunakan sebagai minyak esensial food grade. Pilih salah satu yang memenuhi syarat untuk status food grade oleh Food and Drug Administration (FDA).

Dosis khas adalah 2 sampai 3 tetes minyak yang tempatkan di lidah, 3 kali sehari. Setetes atau dua juga bisa dioleskan ke daerah yang sakit.

Selalu lakukan uji skin patch 72 jam terlebih dahulu untuk memastikan Anda tidak memiliki alergi terhadap minyak ini.

Untuk kulit sensitif, encerkan minyak esensial copaiba pada almond manis atau minyak kelapa terlebih dahulu (sekitar 1 tetes per 10 tetes minyak pembawa).

4. Devil's Claw

Devil's Claw (Harpagophytum procumbens) adalah tanaman yang tumbuh di Afrika dan Namibia pada khususnya dan tumbuh dalam bentuk seperti cakar.

Cakar setan memiliki khasiat bila digunakan untuk arthritis bila dikonsumsi sebagai teh herbal, dalam kapsul atau tablet atau sebagai salep untuk digosokkan pada area yang menyakitkan.

Puluhan studi mengutip keefektifannya terhadap rheumatoid arthritis dan osteoarthritis namun penelitian dalam Journal of Ethnopharmacology juga menunjukkan bahwa efektivitasnya turun saat ekstrak senyawa spesifik ditemukan di cakar setan digunakan.(fny/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler