Pengungkapan Kasus Tewasnya Brigadir J Gampang, Bukti & Saksi Jelas, Tinggal Komitmen Polri

Jumat, 22 Juli 2022 – 19:40 WIB
Koordinator TAMPAK Roberth Keytimu saat menyambangi Gedung Propam Polri pada Senin (18/7). Foto: Fransiskus Adryanto Pratama/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Tim Advokat Penegakan Hukum dan Keadilan (TAMPAK) Roberth Keytimu menyebut polisi sebenarnya mudah mengungkap kasus tewasnya Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. 

Diketahui, polisi sebelumnya mengeklaim Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo.

BACA JUGA: 2 Jenderal dan 1 Kombes Dinonaktifkan, Irjen Napoleon Langsung Ingatkan Hal Ini

Roberth mengungkapkan, fakta kasus baku tembak jelas, yakni meninggalnya Brigadir J.

Kemudian bukti-bukti mudah ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dan ada saksinya.

BACA JUGA: Komnas Perempuan Ungkap Penyebab Istri Ferdy Sambo Belum Bercerita, Ternyata

"Faktanya ada kematian, bukti-buktinya itu saksi ada, surat autopsi ada, apalagi yang harus ditunggu," kata dia ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/7).

Namun, kata dia, polisi hingga kini belum mampu mengungkap kasus tewasnya Brigadir J hingga dua pekan.

BACA JUGA: Ungkap Kondisi Istri Ferdy Sambo, Komnas Perempuan Minta Hentikan Spekulasi Tentang...

Menurut Roberth, pengusutan kasus baku tembak hanya berporos soal keinginan Polri untuk berani mengungkap peristiwa secara transparan dan akuntabel.

"Persoalannya bukan kurangnya alat bukti, tetapi adakah kemauan dari para penegak hukum dan kepolisian ini segera mengungkap masalah. Mau tidak mengungkap masalah ini," ungkap dia.

Roberth pun mengingatkan kepolisian tidak mengulur waktu pengungkapan kasus baku tembak.

Menurutnya, lamanya pengungkapan hanya memancing reaksi negatif publik. Semisal, kekuatan pelaku yang mengeksekusi Brigadir J sampai belum tertangkap kepolisian.

BACA JUGA: Sosok Brigadir J di Mata Pendeta Royanto, Selalu Hormat pada yang Lebih Tua dan Selalu...

"Ini sudah dua pekan. Itu yang kami harapkan, saya kira semua masyarakat mendesak ini segera terungkap," ujar Roberth.(ast/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler