Sementara balita yang dibawa orang tuanya mengidap infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Jika diakumulasikan sejak empat hari terakhir, sudah 64 warga termasuk balita yang didiagnosis terkena serangan penyakit.
Informasi itu diperoleh dari data resmi yang ada di posko kesehatan pengungsi. Kepala Dinas Kesehatan Sampang, dr.Firman Pria Abadi mengatakan, biasanya penyakit yang mudah menyerang warga dalam kondisi berkelompok dalam satu ruangan adalah penyakit yang disebabkan oleh udara. "Misalnya pilek, Ispa, dan ada juga yang terserang diare," katanya saat berada di lokasi pengungsian, Rabu (29/8).
Namun demikian pihaknya selalu mengawasi dan mengontrol kondisi pengungsi yang terjangkit penyakit khususnya bagi kelompok rawan. "Kelompok rawan itukan terdiri dari para lansia, balita dan ibu-ibu hamil,"tuturnya.
Untuk itu untuk memantau kondisi kesehatan pengungsi pihaknya menyiapkan tiga dokter tiap hari untuk berjaga-jaga dilokasi pengungsian. "Jadi kita menjaga kondisi kesehatan mereka bukan pasif tapi selalu aktif menanyakan setiap hari kondisi mereka, disamping memberikan gizi bagi balita," jelasnya.
Ditanya mengenai ketersediaan obat-obatan dia mengungkapkan berapapun yang dibutuhkan oleh pengungsi, Firman mengatakan, Dinkes sudah menyiapkannya. "Kita sudah siap untuk obat-obatan yang dibutuhkan," pungkasnya.(gik/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PPATK Curigai Bisnis Money Changer di Batam untuk Cuci Uang
Redaktur : Tim Redaksi