Aftermarket

Pengusaha Aksesori 'Putar Otak' Hadapi Pasar Aftermarket Tahun Depan

Minggu, 17 November 2019 – 11:34 WIB
Pengusaha Aksesori Mobil Indonesia (PAHAMI). Foto: dok pribadi for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Melihat ekonomi global yang saat iini masih fluktuatif, mendorong Perhimpunan Pengusaha Aksesori Mobil Indonesia (PAHAMI), harus segera mengatur strategi baru untuk tahun depan.

Menurut Pahami, seluruh membernya harus semakin bersinergi agar bisa bersaing di industri otomotif Indonesia. Mereka melihat tahun depan akan menghadapi ekonomi yang begitu luar biasa.

BACA JUGA: IIMS 2019: Belanja Cepat dan Murah Aksesori Mobil di Pahami Village

"Harapan kami agar sesama member bisa solid, kita semakin bersinergi. Kita juga akan berusaha untuk membuat startegi baru yaitu membangun sistem online  untuk kemajuan kita yang lebih baik ke depannya. Nantinya pengguna mau pasang aksesori tidak lagi harus datang ke bengkel, melainkan hanya menunggu di rumah saja," ungkap Founder PAHAMI Irwan Kusuma, di sela acara ulang tahun PAHAMI ke-3 di Jakarta.

Menurut Irwan, dia menilai bahwa kondisi ekonomi nasional dan tren modifikasi merupakan tantangan terbesar bagi penjual aksesori kendaraan pada 2020.

BACA JUGA: Tren Positif Suku Cadang dan Aksesori Suzuki Berlanjut dengan Promo Hingga September

"Tantangan terberat saat ini adalah ekonomi, jika ekonomi membaik maka produk aftermarket juga akan ikut membaik," ungkap pria yang akrab disapa koh Abay.

Untuk tahun ini, Abay berujar penjualan pada semua pengusaha aftermarket tidak mengalami penurunan atau kenaikan. Dia menyebut hanya stabil. Namun Abay mengaku pesimis untuk menghadapi tahun 2020 mendatang.  

BACA JUGA: Aksesori Baru di Mitsubishi Xpander Limited Tak Dijual Terpisah

"Kalau tahun ini itu cenderung stabil-stabil saja. Tapi kami sesama member memiliki pandangan yang agak pesimis pada tahun 2020. Karena saya dengar pemutusan kerja massal pekerja sudah di mana-mana itu juga akan berimbas ke aksesori," terangnya.

Selain faktor ekonomi, tren modifikasi di kalangan pengguna kendaraan juga memengaruhi penjualan aksesori.

"Aksesori itu kan kebutuhan yang luxury, jadi jika seorang punya mobil dan punya uang juga belum tentu beli kalau memang mereka tidak hobi modifikasi," pungkas Abay. (mg9/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler