jpnn.com, PALEMBANG - Untuk mengisi dan memperkuat cadangan beras pemerintah, pengusaha penggilingan padi di Provinsi Sumatera Selatan berkomitmen menjual sebagian berasnya kepada Bulog.
"Cadangan beras pemerintah sangat penting, untuk ketahanan pangan nasional. Karena itu, saya minta pengusaha penggilingan padi berkomitmen mau menjual sebagian berasnya kepada Bulog untuk mengisi cadangan beras pemerintah,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi, ketika menginisiasi kontrak penjualan beras oleh 3 pengusaha penggilingan padi dengan Divre Bulog Sumatera Selatan, Sabtu (24/3).
BACA JUGA: Kinerja Gemilang Ekspor Pangan
Cadangan beras pemerintah sangat penting untuk stabilitasi harga, operasi pasar manakala harga beras naik maupun untuk bantuan pangan kepada masyarakat yang terkena bencana dan lainnya.
Ketiga perusahaan penggiligan padi yang dikunjungi adalah PT. Rusna Jaya Putra Pangan, PT. Buyung Poetra Pangan, yang berlokasi di Kabupaten Ogan Ilir dan PT. Karya Jaya Mandiri di Kota Palembang.
BACA JUGA: Dukung Perbenihan Bawang Putih untuk Mempercepat Swasembada
Selain mengunjungi ketiga perusahaan penggilingan, Agung juga mengunjungi gudang beras dan gula putih milik Divre Bulog Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
Hasil mediasi yang dilakukan Agung, telah menghasilkan komitmen kesepakatan kontrak penjualan beras oleh pengusaha penggilingan padi kepada Bulog, sehingga gudang bulog bisa segera terisi.
BACA JUGA: Badan Ketahanan Pangan Fokus ke 100 Desa dan 10 Kabupaten
“Mumpung sedang panen raya, bulog harus proaktif untuk melakukan kontrak pembelian, sehingga gudang bulog cepat terisi," kata Agung.
Di sisi lain, Agung juga meminta mitra Bulog, khususnya pengusaha penggilingan padi agar menjual sebagian berasnya kepada bulog.
"Demi cadangan pangan pemerintah, dan semangatnya ini membantu, saya minta para pengusaha mau menjual berasnya kepada bulog," ujar Agung.
Menurut Agung, jika cadangan pangan pemerintah lemah, dikhawatirkan akan terjadi lagi impor, sehingga bisa merusak pasar dan merugikan pengusaha penggilingan padi.
"Dalam jangka panjang, kalau kita impor terus, ketergantungan kita pun akan semakin tinggi dan nantinya petani tidak bergairah menanam padi. Ini kan bahaya," kata Agung.
Berdasarkan prognosa, produksi beras Sumatera Selatan sebanyak 3 juta ton, dan untuk konsumsi sekitar 1 juta ton, sehingga surplus sekitar 2 juta ton, yang didistribusikan kedaerah sekitarnya dan sebagian ke pulau Jawa.
Untuk mengoptimalkan serapan gabah petani dan mengisi cadangan beras pemerintah, perlu sinergitas yang baik antara pihak-pihak terkait.
Dalam kunjungan ini Kepala BKP didampingi Divre Bulog yang diwakili Bagian Pengadaan, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi dan BPTP dan PJ Upsus Provinsi Sumatera Selatan.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Implementasi Embung untuk Mendukung Swasembada Pangan
Redaktur : Tim Redaksi