jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) Sarah Hasibuan menilai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) belum cukup maksimal untuk menggenjot pemulihan ekonomi.
Sarah mengatakan PEN belum mencerminkan empat pilar daya saing daerah berkelanjutan.
BACA JUGA: Strategi Mensos Juliari Menggerakkan Perekonomian Daerah Lewat Program Bansos Pemerintah
Empat pilar itu ialah lingkungan lestari, ekonomi unggul, sosial inklusif, dan tata kelola daerah yang baik.
Studi yang dilakukan KPPOD atas 356 kabupaten menunjukkan ada beberapa tipologi daya saing daerah.
BACA JUGA: Sektor Properti Jadi Penggerak Perekonomian Nasional di Kala Pandemi
Yakni, daerah dengan ekonomi yang unggul memiliki persoalan kelestarian lingkungan, daerah dengan ekonomi dan sosialnya rata-rata lingkungannya cukup lestari, dan aspek sosial tidak menjadi pilar yang dominan bagi daerah yang berdaya saing berkelanjutan.
Padahal, kata Sarah, daya saing daerah berkelanjutan menjadi kunci untuk memulihkan perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang variatif dan adaptif terhadap karakter daerah dan tipologi daya saing yang dimiliki.
“Kebijakan yang proporsional dalam kerangka daya saing pembangunan berkelanjutan diharapkan mampu mengakhiri dikotomi antara ekonomi dan pilar lain menjadi masalah bersama Indonesia,” kata Sarah dalam webinar bertajuk Daerah Berdaya Saing, Kunci Pemulihan Ekonomi dari Pandemi yang diselenggarakan oleh KPPOD, Katadata Insight Center, dan Kinara Indonesia, Kamis (8/10).
Sementara itu, Manajer Pilar Pembangunan Ekonomi Sekretariat SDG,s Bappenas Setyo Budiantoro menyampaikan pemerintah daerah memiliki peranan penting dalam mencapai target tersebut.
Menurut dia, pemda mesti menjadi dirigen untuk memaksimalkan sinergi antarpemerintahan.
"Sinergi ini termasuk dalam mengupayakan pembiayaan melalui berbagai skema innovative financing seperti blended finance, impact fund, hingga crowfunding," ujar Budi.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengamini potensi daya saing yang berkelanjutan saat ini menjadi jalan yang dia lakukan untuk memulihkan perekonomian.
Sebelum pandemi, masyarakat Klungkung nyaris meninggalkan sektor pertanian lantaran potensi pariwisata Klungkung yan menjanjikan.
Hal itu kemudian menyebabkan mereka merasakan dampak cukup parah ketika pandemi covid-19.
Oleh karena itu, saat ini ia kembali menggerakkan berbagai program yang tidak terpaku pada satu sektor.
Beberapa strategi pemulihan yang mulai berjalan, seperti pertanian, perkebunan, dan perikanan.
"Kami kembali menggalakan berbagai sektor yang selama ini nyaris ditinggalkan seperti singkong, jagung, kelapa. Ini akan dikerjasamakan dengan pemerintah Kanada untuk membuat inovasi produk berupa Rumah Keong, rumput laut, kelapa, dan mangga," ujarnya. (jos/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Ragil