Di Australia penipuan dengan berpura-pura menjadi petugas dari Kantor Pajak Australia (ATO) terus berlanjut. Peringatan terbaru dikeluarkan kepada warga Canberra dengan beberapa korban sudah dirugikan lebih dari $ 100 ribu (sekitar Rp 1 miliar).

Kepolisian ACT di ibukota Australia Canberra mengatakan sedang menyelidiki beberapa kasus yang dilaporkan sepanjang bulan lalu, dimana beberapa warga mengatakan menerima telepon dari Kantor Pajak Australia (ATO).

BACA JUGA: Meriahnya Ajang Kejuaraan Tenis Australia Open 2016

Dalam pembicaraan itu, yang menerima panggilan diberitahu bahwa mereka berhutang pajak yang belum dibayar kepada ATO dan diancam akan ditahan bila mereka tidak membayar.


Kantor Pajak Australia (ATO) digunakan untuk menipu.

BACA JUGA: Dana $1Juta untuk Tangani Kasus Bunuh Diri di Australia Barat

Polisi mengatakan dalam beberapa kasus, ada yang sudah mengalami kerugian lebih dari $ 100 ribu (lebih dari Rp 1 miliar), dengan beberapa orang lainnya mengalami kerugian puluhan ribu dolar.

"Sering kali panggilan telepon ini sepertinya menggunakan nomor telepon di Australia dan seseorang yang mengaku dari ATO," kata Sersan Marcus Boorman.

BACA JUGA: 62 Orang Terkaya di Dunia Punya Harta Setara dengan Kekayaan Setengah Populasi Dunia

"Mereka sering kali memaksa korban untuk membayar lewat money transfer atau memberikan rincian nomor kartu kredit."

"Mereka mengatakan korban harus membayar hutang pajak dan mereka juga diancam akan ditahan bila korban tidak membayar."

Menurut Sersan Boorman, warga bisa mengecek apakah benar mereka menerima telepon dari ATO dengan menelpon nomor resmi yaitu 13 28 61.

"Semakin banyak orang mengetahui bagaimana cara kerja penipuan ini, semakin mereka akan mengerti mengenai panggilan telepon penipuan ini." kata Boorman.

Bentuk penipuan seperti ini sudah berulang kali dilaporkan terjadi di negara bagian Australia lainnya, dan seringkali korban adalah mereka yang sudah lanjut usia.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Terancam Kekurangan Tenaga Pengajar

Berita Terkait