Penjagaan Soal UN Ketat

Disdikbud Jamin Tak Ada Kebocoran

Senin, 09 April 2012 – 08:59 WIB

BANDUNG- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menjamin soal ujian nasional (UN) tidak akan bocor.  Pendistrubisian soal-soal UN diperketat, mulai dari percetakan hingga ke rayon, subrayon, dan sekolah dengan melibatkan pengawasan dari perguruan tinggi dan kepolisian.

Untuk pelaksanaan UN, bagi SMA digelar pada 16 April, dan SMP pada 23 April serta persiapannya sendiri sudah hampir 100 persen. "Kami tinggal menunggu naskah UN yang akan datang ke Kota Bandung pada 13 April mendatang atau H-3," katanya kepada wartawan, kemarin (8/4).

Untuk mengantisipasi kebocoran, pihaknya sudah menyiapkan berbagai langkah. Seperti saat menerima naskah soal pada 13 April itu akan langsung didistribusikan ke lima subrayon mulai Bandung timur, tenggara, selatan, barat, dan utara.

Dengan cara pendistribusian seperti itu ada waktu untuk membagi jadwal piket petugas dalam menjaga soal setiap 24 jamnya. “Untuk menjaga kebocoran, kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepala sekolah, tim pengawas, guru, kepolisian, dan disimpan di tempat khusus yang sudah disegel. Bahkan yang hanya berwenang untuk membuka soal itu hanya ketua subrayon saja,” beber Oji.

Selain itu, pihaknya juga sudah mengantasipasi adanya praktik penjualan soal UN dan kunci jawaban. “Nggak ada hal seperti itu. Kami mengimbau kepada siswa jangan percaya dengan info jawaban lewat SMS yang ramai diperbincangkan seperti tahun-tahun sebelumnya,” jelas Oji. 

Terkait persiapan ruangan, daftar peserta UN, dan tim pengawas, Oji memastikansudah dipersiapkan secara matang sesuai dengan petunjuk teknis dan prosedur operasional standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga tidak ada keraguan lagi untuk menghadapi UN 2012 ini.

“Jumlah peserta bagi SMA kurang lebih sekitar 18 ribu, dan untuk SMK sekitar 19 ribu, kalau peserta bagi SMP banyak juga. Untuk standar kelulusan tidak boleh ada angka 4 ke bawah. Kelulusan juga diperhitungkan dari angka 40 persen  hasil rapor sekolah,  dan 60  persen dari hasil UN,” terangnya.

Terpisah, seorang siswi SMK di Kota Bandung, Rani Jamilah mengaku tegang dengan prosedur pelaksanaan UN pada tahun ini. “Saya ingin kelulusan itu bukan hanya dilihat dari hasil UN saja. Tapi juga nilai secara keseluruhan dan nilai pembelajaran sehari-hari,” tandasnya.(hen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tantang Mahasiswa IPB, Dahlan Janjikan Mobil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler