Penjara Penuh, Militer Israel Mengerem Operasi Penangkapan Warga Palestina

Senin, 24 Juni 2024 – 21:06 WIB
Tentara Israel mengaku sudah menarik pasukannya dari Gaza, tapi jumlah warga terbunuh terus meningkat. (Israel Defence Forces via Reuters )

jpnn.com, YERUSALEM - Perusahaan Penyiaran Publik Israel memberitakan tentang pembatalan sekitar 20 operasi penangkapan aktivis Palestina di Tepi Barat karena penjara sudah penuh sesak.

“Tentara Israel dan Shin Bet (otoritas keamanan umum) terpaksa membatalkan sekitar 20 operasi penangkapan yang direncanakan pekan ini karena kurangnya ruang di penjara,” kata media itu pada Minggu (23/6).

BACA JUGA: Erdogan Memohon Semua Negara Berhenti Memasok Senjata ke Israel

Akibat kondisi yang memburuk di fasilitas penahanan, lanjutnya, aparat terpaksa menilai risiko yang ditimbulkan dari dampak kepadatan itu terhadap para tahanan.

Otoritas keamanan menyatakan terpaksa untuk melepaskan tahanan administratif yakni tahanan yang ditahan tanpa dakwaan pada akhir masa penahanan untuk mengakomodasi tahanan yang dianggap memiliki risiko keamanan yang lebih tinggi.

BACA JUGA: Israel Masuk Daftar Hitam PBB Gegara Aksi Brutal di Gaza

Asosiasi Kelompok Tahanan Palestina pada awal bulan Juni ini mengatakan terdapat sekitar 6.627 tahanan yang ditahan tanpa tuntutan.

Para pejabat keamanan Israel memperingatkan bahwa kekurangan ruang di pusat penahanan dan penjara dapat mengakibatkan pembatalan penangkapan dan tindakan penanggulangan lebih lanjut di Tepi Barat yang diduduki.

BACA JUGA: Rwanda Sepakat dengan Sikap Indonesia Terkait Konflik Israel-Palestina

Pada April, dinas penjara dan otoritas keamanan setempat mengatakan kapasitas penahanan yang ditentukan untuk tahanan Palestina di penjara Israel adalah 14.500. Padahal, jumlah tahanan sebenarnya melebihi 21.000.

Pekan lalu, harian Maariv mengatakan Tel Aviv telah menangkap sekitar 4.150 warga Palestina dari seluruh Tepi Barat sejak perang Gaza dimulai pada 7 Oktober lalu, menurut data Shin Bet.

Namun, Kelompok Tahanan Palestina mengumumkan pada Minggu bahwa jumlah tahanan dari Tepi Barat yang diduduki sejak awal perang telah mencapai 9.345 orang, atau dua kali lipat jumlah tersebut. Tercatat sekitar 310 wanita dan setidaknya 640 anak-anak termasuk di antara yang ditahan.

Asosiasi itu turut mengecam penolakan Israel untuk mengizinkan Komite Internasional Palang Merah mengunjungi dan memeriksa kondisi penahanan.

Selain itu, lanjutnya, metode penganiayaan yang dilakukan Israel termasuk kehausan, kelaparan dan perampasan kebutuhan dasar hidup.

Disebutkan bahwa setiap tahanan hanya memiliki satu set pakaian, sehingga mengadopsi kebijakan kepadatan yang berlebihan. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler