jpnn.com - Triumph Motorcycle mengumumkan telah merumahkan sekitar 400 tenaga kerja. Keputusan itu diambil karena penurunan penjualan sepeda motor berkapasitas mesin besar (moge) selama pandemi Covid-19.
Dari jumlah tersebut, sekitar 240 karyawan diperkirakan berasal dari kantor pusat dan pabrik Hinckley di Leicestershire, Inggris.
BACA JUGA: Target Pasar Asia, Triumph Pindahkan Pabrik dari Inggris ke Thailand
CEO Triumph Motorcycles, Nick Bloor mengatakan penjualan sepeda motor di atas 500cc telah menurun antara 40-65 persen.
Penurunan itu terjadi di pasar utama seperti Prancis, Italia, Jerman, Amerika Serikat dan Inggris.
BACA JUGA: Gandeng Bajaj Auto, Triumph Akan Produksi Motor 250 Cc
“Ini bukan hanya masa yang menantang bagi semua orang sebagai individu, tetapi juga bagi perusahaan," kata Bloor seperti dikutip Paultan, Rabu (3/6).
Bloor mengatakan, meski ada penurunan kurva kasus positif Covid-19 di berbagai kota, tetapi mereka memprediksi permintaan pasar untuk sepeda motor besar terus mengalami penurunan.
BACA JUGA: Kakek Gantung Diri di Pohon Ceri, Viral Gegara Kaos Pendukung Jokowi
"Pandemi telah menyebabkan kerusakan signifikan pada pasar sepeda motor global. Kita harus merespons dan bereaksi sebagai lahan kerja yang bertanggung jawab dan sebagai bisnis yang berinvestasi untuk masa depan," tambahnya.
Sampai saat ini, Triumph sendiri diketahui memiliki 2.500 karyawan di seluruh dunia dan sanggup memproduksi 60 ribu unit sepeda motor per tahun.
Motor yang diproduksi pun terbilang lengkap dari modern, classic, adventure hingga kapasitas 2.500cc. Semua motor tersebut dijual melalui jaringan 650 dealer di seluruh dunia.
"Ini bukan keputusan yang mudah untuk dibuat, terutama ketika mata pencaharian individu terkena dampak. Namun sayangnya skala dampak Covid-19 mengharuskan kita merestrukturisasi untuk melindungi kesehatan jangka panjang merek dan bisnis Triumph," kata Bloor. (mg9/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian