Penjualan Properti di Surabaya Tumbuh 5 Persen

Selasa, 22 November 2016 – 01:18 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - SURABAYA – Para pengembang mulai merasakan dampak pengampunan pajak dan pelonggaran sejumlah kebijakanmakroprudensial oleh Bank Indonesia.

Developer pun mulai menikmati peningkatan penjualan.

BACA JUGA: Sido Muncul Bukukan Penjualan Rp 1,8 Triliun

Project Division Head Sinarmas Land Surabaya Aditya Sutantio mengatakan, transaksi penjualan berbagai unit di proyek-proyek yang ditawarkan Sinarmas Land di Surabaya meningkat sejak September lalu.

Dibanding bulan sebelumnya, peningkatan penjualan mencatatkan kenaikan signifikan.

BACA JUGA: Proyek Kilang LNG di Banten, Firlie: Kita Sangat Membutuhkan

”Umumnya end-user dan beberapa terkategori investor,” jelasnya.

Bagi investor, properti tetap diburu karena dinilai masih menarik sebagai alternatif investasi.

BACA JUGA: Belanja di Toko Online Gampang dan Banyak Rewards

Secara makro, dia menilai, kondisi ekonomi mulai membaik. Hal itu menjadi pemicu utama yang bisa mendorong industri realestat.

”Meski momentum tax amnesty pada tahap pertama sudah lewat, pendapatan yang diperoleh negara bisa menjadi pendorong pertumbuhan pasar properti ke depan,” ujar Aditya.

Kenaikan penjualan secara bertahap mulai dirasakan pada awal semester kedua.

Kenaikan itu ditunjang strategi pengembang yang menyiapkan produk yang menyasar segmen market baru, yakni menengah ke bawah.

Hal itu ditunjang rendahnya penjualan properti lebih dari Rp 5 miliar.

Animo masyarakat berubah positif. ”Pemikiran untuk berinvetasi di properti sudah terlihat,” lanjut Aditya.

Hingga sekarang, penjualan di area Surabaya mencatat pertumbuhan lima persen dibanding 2015.

Pertumbuhan itu terutama untuk proyek landed house dan high-rise apartment. ”Capaian itu mendekati target yang ditetapkan tumbuh 6–7 persen,” katanya.

Tahun ini, nilai penjualan di wilayah Surabaya Rp 500 miliar dengan kontribusi terhadap grup sepuluh persen.

Sementara itu, pada tahun depan target yang dipatok mendekati Rp 1 triliun dan terdiri atas beberapa produk baru di Wisata Bukit Mas serta Klaska Residence.

”Khusus Klaska, kami optimistis karena pembangunan dimulai tahun depan. Biasanya, pembangunan menjadi pemicu bagi mereka yang sebelumnya hanya wait and see,” paparnya.

Hingga akhir tahun ini, penjualan Klaska ditargetkan 600 unit.

Sementara itu, sampai saat ini, penjualan tercatat di atas 400 unit.

Aditya optimistis, target tersebut bisa terealisasi sebelum akhir tahun. (res/c21/noe/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Demo 212 Picu Kekhawatiran Bagi Para Investor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler