Sejumlah rumah milik warga dijadikan objek iklan palsu menyediakan akomodasi liburan oleh pelaku penipuan yang menyasar para penggemar musik yang hendak menghadiri Festival musik di Bunbur, Australia Barat.Keluarga Gelmi misalnya mendapati rumah mereka masuk dalam daftar rumah yang disewakan selama berlangsungnya Festival Musik Groovin Moo akhir pekan ini di salah satu situs terkenal. Festival ini menyedot banyak penonton dan tiket yang disediakan panitia sebanyak 20 ribu orang telah ludes dibeli. Padahal harga tikel festival ini 3 kali lebih tinggi dari harga tiket biasa. "Kami sangat terkejut dan tidak tahu bagaimana rumah kami bisa diiklankan seperti itu,” Setidaknya dua kelompok orang dari Perth telah membayar ratusan dollar untuk menyewa rumah Gelmi yang memiliki 4 kamar tidur. Polisi mengatakan begitu uang dikirim, penjual iklan palsu itu berhenti merespon email atau menelpon mereka. Namun ketika dihubungi polisi, iklan itu sudah dihapus. Gelmi mengatakan penipan ini membuat dirinya kesal sekaligus bingung. "Penipu itu seperti menginvasi rumah kami, karena kami tidak tahu bagaimana orang itu bisa melakukan hal demikian dan sangat berhasil,” Keluarga ini mengaku tengah bersiap menerima kedatangan orang yang menjadi korban iklan palsu tersebut. "Kami terpaksa menyediakan kasur busa, bantal dan barang-barang semacam itu karena kami tidak tahu harus melakukan apa,” katanya. "Mereka akan marah karena mereka tidak tahu harus tinggal dimana lagi, seluruh akomodasi di Burnbury sudah habis disewa,” Koordinator Komisi Perlindungan Konsumen Australia Barat, Debbie Butler mengatakan kasus ini merupakan bentuk lain dari penipuan penyewaan dan tiket yang banyak terjadi sebelumnya. "Dulunya mereka menipu dengan jalan menjual tiket palsu, tapi sekarang mereka menipu dengan menjual jasa akomodasi palsu,” katanya. Butler mengatakan meski iklan palsu merupakan tindak pidana, namun ini juga merupakan PR bagi konsumen. "Cobalah selalu memverifikasi penawaran mereka, identitas merkea dan apakah rumah yang disewakan itu benar-benar ada,” katanya. Polisi mengatakan sering kali mereka kesulitan menangkap pelaku penipuan karena mereka berada di luar negeri. "Masalahnya adalah jika transaksi itu dilakukan melalui email, maka bisa jadi pelaku berada ditengah Nigeria,” kata polisi Bunbury, sersan Laurie Seton. "Satu-satunya jalan masuk yang bisa kita telusuri adalah rincian data bank yang mereka gunakan,” Konsumen didorong untuk melaporkan insiden serupa kepada kepolisian setempat dan meminta ganti rugi dari bank jika transaksinya menggunakan kartu kredit.
BACA JUGA: Puluhan Backpacker Australia Terperangkap di Kota Pendakian Lukla di Nepal
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Terpidana Mati Asal Australia yang Sudah Dieksekusi di Luar Negeri