jpnn.com - JAKARTA - Jajaran Subdit Resmob Reskrimum Polda Metro Jaya menangkap BW, oknum pensiunan Korps Marinir TNI AL yang bekerja sebagai pengawal perusahaan operator pengantar uang Anjungan Tunai Mandiri Kamis (13/2).
BW dibantu rekannya HD, merampok uang Rp 1,6 miliar pecahan Rp 50 ribu dalam brankas pada mobil operasional pengantar uang. Seharusnya, uang tersebut diisikan di beberapa ATM di Bekasi, pada Rabu 29 Januari 2014.
BACA JUGA: Pembunuh Pensiunan Guru Agama Diduga Orang Dekat
Pelaku yang merupakan karyawan PT SGI, itu pun akhirnya ditangkap pada Sabtu (1/2) lalu di sebuah hotel kelas melati kawasan Bintaro, Jakarta Selatan. Namun karena masih dalam pengembangan, kasus ini baru diungkap ke publik Kamis (13/2).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto menceritakan bagaimana pensiunan pasukan elit ini menggasak miliaran rupiah uang milik bank.
BACA JUGA: 9 CCTV Diperiksa, Perusak Pos Polisi Belum Terlacak
Mulanya, PT Kejar menugaskan operator untuk mengantar uang Rp 1,6 miliar ke ATM di wilayah Bekasi. BW ditugaskan PT SGI yang merupakan rekanan PT Kejar untuk melakukan pengawalan.
BW bersama sopir dan seorang operator ATM pergi dalam satu mobil dengan muatan uang miliaran itu.
BACA JUGA: Ingin Bunuh Diri, Lompat dari Lantai 3 Ternyata Selamat
Lantas, saat melintas di kawasan Pulogede, Bekasi, BW mengeluarkan air softgun yang sudah dirakit menjadi senjata laras panjang dan menodongkannya kepada sopir kendaraan dan operator ATM.
Kontan sopir dan operator ATM itu kaget luar biasa. Dengan terus menodongkan pistolnya, BW meminta sopir mengarahkan mobilnya ke perumahan Villa Galaxy, Cluster Lotus, Bekasi. Tak punya pilihan, sang sopir pun menurut.
BW lantas menelpon HD yang diketahui sebagai sopir freelancer truk. Tak lama kemudian, temannya itu datang dengan mengendarai mobil Grand Max di Villa Galaxy.
HD langsung memindahkan uang di dalam brankas ke mobilnya. Sedangkan BW sibuk mengikat dua korbannya."Uang tersebut dipindahkan ke mobil saudara HD," kata Rikwanto dalam jumpa pers di Markas Polda Metro Jaya, Kamis (13/2).
Sopir dan operator yang sudah terikat itu lantas ditinggalkan begitu saja.
BW dan HD melarikan diri dengan membawa uang hasil rampokan.
Rikwanto menjelaskan, dari Rp 1,6 miliar itu, sebanyak Rp 400 juta diserahkan kepada HD. Kemudian, Rp 150 juta untuk operasional mereka berdua, sedangkan sisanya adalah bagian mantan tentara itu. "Ada yang digunakan untuk membeli mobil Honda Civic di Bandung yang sekarang telah disita," paparnya.
Sang mantan tentara itu terus menyimpan uang bagian rampokannya di dalam mobil dan selalu dibawa BW kemanapun dia pergi.
Kepala Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Adex Yudiswan menjelaskan, alasan BW merampok karena kesal gajinya selalu dipotong.
"Setiap gajian dipotong Rp 100 ribu sampai dengan Rp 200 ribu tanpa penjelasan," kata Adex kepada wartawan di Markas Polda Metro Jaya, Kamis (13/2).
Jika BW bertanya soal pemotongan itu, maka dia tidak diberikan pekerjaan alias job mengawal pengantaran uang. Dia pun tak dapat pemasukan.
Dia menjelaskan, BW sudah bekerja kurang lebih delapan bulan di PT SGI. Menurutnya, Budi menerima gaji Rp 2,6 juta perbulan. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bapak Dua Anak Cabuli Siswi SMP
Redaktur : Tim Redaksi