Pentolan Aktivis 98 Wahab Talaohu Nilai Dua Tokoh Ini Tidak Konsisten Terkait Isu Politik Dinasti

Senin, 06 November 2023 – 20:05 WIB
Ketua Umum DPP Persaudaraan 98 Wahab Talaohu. Foto: Dok Wahab

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP Persaudaraan 98 Wahab Talaohu menyebut sikap dua tokoh PDI Perjuangan yakni Hasto Kristiyanto dan Adian Napitupulu inkonsistensi dalam menanggapi isu politik dinasti pascaPrabowo-Gibran resmi berpasangan maju dalam Pilpres 2024. 

“Kita melihat ada inkonsistensi sikap politik yang ditunjukan Pak Hasto dan Bung Adian. Di mana ketika Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon Wali Kota Surakarta pada Pilkada 2020 yang diusung oleh PDI Perjuangan, mereka berdua saat itu ada di frontline sebagai superhero yang membela dan menepis isu dinasti tersebut,” terang Wahab Talaohu lewat keterangan persnya, Senin (6/11/23).

BACA JUGA: Andra Soni Optimistis Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran di Pilpres 2024

Wahab mencatat, Adian Napitupulu pada 23 Juli 2020 lewat liputan tagar id pernah mengeluarkan pernyataan yang mendukung pencalonan Gibran. Adian berdalih bahwa Gibran maju sebagai petarung dan bukan jabatan yang diwariskan.

"Ini tarung bebas, tarungnya di rakyat. Namun kalau jabatan yang diwariskan itu namanya dinasti, kita uji aja, mampu enggak Gibran memenangkan hati dan pikiran rakyat sehingga membuat rakyat datang ke TPS untuk memilih dia," kata Adian Napitupulu.
 
Pernyataan Adian lantas diperkuat oleh Hasto Kristiyanto Sekjen PDI Perjuangan dalam acara pembekalan Sekolah Partai untuk calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah yang dilakukan secara daring pada 24 Juli 2020.
 
“Isu itu tidak berdasar. Karena masyarakat yang akan menentukan keterpilihan sosok berdasarkan kinerja, pengalaman dan kepemimpinannya. Masyarakat pada akhirnya melihat rasional. Di dalam era demokrasi di mana pelaksanaan pemilu adalah secara langsung, proses Pendidikan politik rakyat berjalan cepat, dampaknya proses demokrasi meningkatkan rasionalitas publik,” terang Hasto seperti dikutip antaranews.com.
 
Wahab secara prinsip sepakat dengan pandangan kedua tokoh PDI Perjuangan di atas, karena tidak ada alasan mendasar majunya Gibran dipandang sebagai politik dinasti.

BACA JUGA: Ganjar Bakal Boyong Program Si Sakti ke Kancah Nasional Demi Kemajuan Atlet Indonesia

“Secara prinsip kita sepakat dengan pak Hasto dan bung Adian. Sebab di era demokrasi rakyat sudah semakin rasional, dipilih langsung oleh rakyat, bukan jabatan yang diwariskan, dan yang lebih penting seperti kata bung Adian, Mas Gibran sudah membuktikan mampu meyakinkan rakyat dan menang,” sambungnya.
 
Wahab menyayangkan adanya perubahan sikap politik dari Hasto dan Adian yang kontradiktif dengan sikap sebelumnya pada Pilwakot Surakarta. Dari sebelumnya mendukung penuh kini berubah arah dengan membangun steriotipe politik dinasti yang disematkan kepada Jokowi dan Gibran.
 
“Inilah yang patut kita pertanyakan, kenapa tiba-tiba mereka berubah. Tentu karena Gibran kali ini maju di Pilpres sebagai cawapres Prabowo sehingga PDI Perjuangan melihat pasangan Prabowo-Gibran sebagai pasangan pemenang. Maka diserang dari segala sisi termasuk mengorkestrasi isu politik dinasti. Inilah sikap inkonsistensi dan paranoid dari PDI Perjuangan yang disajikan kepada publik,” tutup Wahab Talaohu.(ray/jpnn)

BACA JUGA: Anies Ungkap Caranya Mewujudkan Semua Janji Politik di Jakarta


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler