jpnn.com - JAKARTA - Tiga pentolan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang beroperasi di Poso, Sulawesi Tengah, sudah tewas.
Tersiar kabar, selain Santoso alias Abu Wardah Asy Syarqi alias Kombes alias Pakde, satu lagi terduga teroris yang tertembak ialah Basri alias Bagong alias Bang Ayas alias Bang Opa. Saat ini proses identifikasi kepada dua jenazah terduga teroris ini masih berlangsung di Poso.
BACA JUGA: Pengamat Ini Sarankan Threshold Capres 35 persen
Jauh sebelum Santoso tewas, salah satu pimpinan MIT Sabar Subagyo alias Mas Koro alias Daeng Koro lebih dulu ditembak mati Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
Daeng Koro didor di pegunungan Sakina Jaya, Desa Pangi, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Pariomo, Sulawesi Tengah, Jumat (3/4/2015).
BACA JUGA: HEBOH! Bule Prancis Terobos Makodim, Eh Ternyata Gara-gara Pokemon
Daeng Koro pada 1982 pernah terdaftar sebagai anggota Komando Pasukan Sandi Yudha yang kini bernama Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat.
Meski diduga Santoso dan Basri termasuk Daeng Koro sudah tewas, penumpasan teroris di Sulteng tidak akan dihentikan. Sebab, masih banyak pengikut Santoso yang belum ditangkap. Termasuk Ali Ahmad alias Ali Kalora. Bahkan, pengikut Santoso juga ada warna negara asing.
BACA JUGA: Mabes Polri Beri Sinyal yang Tewas Memang Santoso
"Kegiatan operasi tetap masih akan dilanjutkan karena dari proses identifikasi mereka yang melakukan aktivitas sama Santoso masih belasan lagi," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar, Selasa (19/7).
Dua orang diduga Santoso dan Basri tewas saat baku tembak dengan Satgas Polri-TNI dengan sandi Operasi Tinombala di Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulteng, kemarin (19/7) sore. Santoso yang terkenal licin tewas diterjang peluru anggota Raider Kostrad. Santoso bertahun-tahun diburu. Meski kaki tangan maupun kurirnya kerap ditangkap, Santoso selalu lolos. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suhardi Alius Pimpin BNPT, BG Kepala BIN?
Redaktur : Tim Redaksi