Penumpang Bus Telantar

Sabtu, 04 Mei 2013 – 03:30 WIB
BOGOR - Ribuan penumpang bus terlantar di terminal Baranangsiang, kemarin. Itu karena supir dan awak bus melakukan berunjukrasa menolak rencana pembangunan hotel yang dilengkapi mall di terminal Baranangsiang.

Akibatnya, kondisi terminal Baranangsiang lumpuh. Penumpang yang hendak berangkat ke Jakarta dan wilayah lainnya di Jawa Barat telantar, mereka hanya bisa menunggu angkutan pengganti bus yang tidak beroperasi. "Supirnya demo, bingung saya mau ke Cirebon naik apa," ujar Rudi (28) di terminal Baranangsiang.

Rudi hendak berangkat ke Cirebon bersama istri dan mertuanya tidak mengetahui jika para sopir demo. Alhasil dia harus ke terminal Rambutan lebih dulu untuk naik bus ke Cirebon.

Akibat aksi itu, sebagian besar penumpang terpaksa mencari angkutan alternatif, seperti naik taksi atau kereta api. Bahkan tak sedikit penumpang memilih tidak jadi berangkat ke Jakarta.

"Saya tidak jadi ke kantor, mending pulang saja. Saya sudah minta surat keterangan dari petugas DLLAJ, kalau hari ini sopir bus mogok beroperasi," kata Rusmin (38), warga Kebon Jukut di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Salah satu pengelola PO Bus Agramas, Ujang menjelaskan sepakat melakukan mogok dengan PO lainnya. Ada 35 supir perwakilan setiap PO Bus, selama hampir enam jam tak beroperasi.

Akibatnya, merugi hingga Rp8.280.000. Hasil itu dari kalkulasi dari perhitungan jurusan Bogor-Tanjung Priok yang melakukan mogok sebanyak 12 unit bus.

Periciannya, satu penumpang membayar Rp11.500 dikalikan 60 penumpang hasilnya Rp690.000 kemudian dikalikan sebanyak 12 bus mogok beroperasi. “mengalami kerugian sebanyak itu sebagai upaya agar terminal tidak dihancurkan begitu saja, karena selama ini tak pernah ada sosialisasi,” katanya.

Ya, di terminal Baranang Siang, ribuan penumpang masih menumpuk. Sementara ratusan sopir dan awak bus long march ke kantor DPRD Kota Bogor berdemo dan berdialog dengan para wakil rakyat tersebut.

Sementara itu, setelah berunjukrasa akhirnya ratusan sopir kembali beroperasi melayani penumpang ke berbagai jurusan di Terminal Baranangsiang Bogor.

"Dalam pertemuan dengan para sopir, Pemkot dan DPRD sepakat untuk menunda sementara pengosongan Terminal Baranangsiang sampai ada kesepakatan lebih lanjut, " kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal, Empar Suparta.

Empar mengatakan, calon penumpang yang hendak ke Jakarta diangkut menggunakan bus Transpakuan milik Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT). "Para penumpang yang akan berangkat ke Jakarta kita angkut dengan 9 unit Bus Transpakuan,“ kata Empar.

Menurutnya, untuk penumpang yang hendak ke Bandung, Cirebon dan daerah luar Jakarta, dialihkan ke persimpangan Ciawi agar naik bus yang melayani Jakarta-Sukabumi-Cianjur-Bandu ng via Ciawi.

"Kita mengarahkan agar penumpang yang ke Bandung, Cianjur, Cirebon, Sukabumi dan daerah lainnya untuk naik angkot ke Ciawi. Di sana banyak bus AKAP," katanya.

Ia menjelaskan, rencana revitalisasi Terminal Baranangsiang akan dimulai pada 5 Mei. “Untuk sementara 400 bus AKAP dan AKDP yang beroperasi di terminal Baranangsiang dipindahkan ke Terminal, sementara di Wangun, Tajur dan Terminal Bubulak," katanya.

Menurutnya, saat ini ada 600 bus yang biasa memangkal di Terminal Baranangsiang. 400 bus di antaranya adalah bus AKAP dan 200 bus AKDP. “Dari jumlah tersebut sekitar 30 persen yang melakukan aksi mogok sebagai perwakilan PO lainnya,” terang ia.

Sementara itu, Kasi Angkutan Dalam Trayek DLLAJ, Ari Priyono menambahkan sudah mengumpulan para pengusaha PO bus ini dimaksudkan untuk menyosialisasikan rencana pemindahan terminal sementara, ke dua lokasi yakni, ke Terminal Bubulak dan lokasi sementara di Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur.

Seluruh bus yang sebelumnya mangkal di Baranangsiang, sementara bakal dialihkan ke dua lokasi lain, yakni di Kelurahan Sindangsari dan Terminal Bubulak.

“Di Sindangsari ada lahan pemkot seluas 6.000 meter persegi. Lokasi lainnya, untuk memecah bus dari arah barat kita lokalisasi ke Terminal Bubulak,” katanya.

Sebelumnya, pada 29 Juni 2012, Pemkot Bogor dan PT Pancakarya Grahatama Indonesia (PGI) sepakat menandatangani kerjasama revitalisasi Terminal Barananangsiang untuk dikembangkan dan dilengkapi sarana komersil, seperti hotel, mall pusat kuliner.

Kerjasama dengan pola pemanfaatan Bagun Guna Serah (BGS) tersebut ditandatangani Walikota Bogor Diani Budiarto dan Direktur PT PGI Soemarsono Hadi dan Sony Kusumo.

Dalam perjanjian kerjasama yang mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, 29 Juni 2012, disebutkan perjanjian dilakukan demi peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat, pengembangan sektor perekonomian dan penyerapan tenaga kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah).

Perjanjian tentang optimalisasi aset Terminal Baranangsiang dialkukan dengan pola pemanfaatan BGS ini akan berlaku selama 30 tahun, hingga 28 Juni 2042.

PT PGI selaku mitra BGS, akan mengucurkan investasi sebesar Rp462,863 miliar untuk pembangunan terminal beserta sarana dan prasarana dan pembangunan kawasan perdagangan dan jasa.

Dalam perjanjian juga disebutkan, pembangunan Terminal beserta sarananya paling lambat beroperasi pada tanggal 28 Juni 2014. Sedangkan pembangunan kawasan perdagangan akan mulai beroperasi paling lambat 28 Juni 2015.(ram/c)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sore Ini Jokowi Umumkan Pemenang Tender MRT

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler