jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI Irwan Fecho melontarkan pernyataan keras merespons penumpukan penumpang di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, pada Kamis (14/5), akibat pelonggaran transportasi publik.
Irwan menyatakan bahwa dirinya sejak awal telah mengingatkan pemerintah untuk fokus pada penyelesaian Covid-19, yang memang berdampak serius terhadap semua aktivitas masyarakat. Penyelesaian itu juga tidak boleh setengah-setengah.
BACA JUGA: Ada Penumpukan Penumpang di Bandara Soetta, Polisi Langsung Lakukan Ini
"Tetapi kan berbeda dengan faktanya yang kita lihat. Semua keputusan pemerintah itu, benar-benar karena takut kekuasaannya runtuh, karena situasi ekonomi menurun," ucap Irwan di Jakarta, Kamis.
Yang membingungkan lagi, katanya, awal April 2020 pemerintah sudah menelurkan Perppu 1/2020 guna penanganan Covid-19, yang memberikan tambahan fiskal sekitar Rp 405 triliun.
BACA JUGA: Menteri Luhut Berencana Longgarkan PSBB di Beberapa Wilayah
Selain itu juga dilakukan realokasi anggaran secara besar-besaran di kementerian dan lembaga, hingga dana transfer ke daerah. Namun, duit besar-besaran itu lebih diutamakan untuk menangani dampak ekonomi dibanding Covid-19.
"Tetapi kan kita lihat, pemerintah ini justru lebih stimulus ekonominya, dari Perppu itu hanya sekitar Rp 70 triliun untuk covid-nya. Kemudian Rp 110 triliun untuk BLT dan sisanya juga Rp 200an triliun untuk stimulus ekonomi juga," jelas legislator Partai Demokrat ini.
BACA JUGA: Irwan Fecho Sebut Rakyat Ambyar Gara-gara Pak Jokowi Begitu
Selain itu, pemerintah juga tidak menurunkan harga BBM, dan belakangan juga menaikkan iuran BPJS Kesehatan. Artinya langkah penyelamatan ekonomi sebenarnya sudah lebih dari cukup.
Oleh karena itu, kata politikus asal Kalimantan Timur ini, seharusnya pemerintah tinggal fokus dan menunjukkan keseriusan menangani Covid-19, terutama untuk menekan jumlah korban dan rantai penyebarannya.
"Sekarang harusnya pemerintah fokus menyelamatkan, melindungi segenap bangsa Indonesia dan konsisten menjalankan amanat konstitusi, berupa undang-undang dan aturan turunannya," tegas Irwan.
Dalam kondisi saat ini, kata wasekjen DPP Partai Demokrat ini, aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seharusnya diperkuat sehingga kurva puncak kasus Covid-19 bisa dilewati dan kasusnya menurun.
"Ini kan tidak. Makin ke sini makin tinggi (kasus) setiap harinya. Ini artinya penanganan atau kebijakan pemerintah keliru. Tadinya malah kecil sebelum relaksasi transportasi ini, makanya jauh hari sudah kita tolak," ulas Irwan.
Pihaknya meyakini pelonggaran transportasi seperti penerbangan udara akan menjadi klaster baru penyabaran virus Corona.
Apalagi seperti yang terlihat, sama sekali tidak ada penerapan social distancing saat antrean di terminal penumpang.
"Ya sudah pasti terjadi klaster baru itu, di Bandara Soetta. Dengan jarak dan kerumunan seperti itu. Kalau saya sih, sudah cabut kembali itu surat edaran itu, kembali penguatan PSBB, bantu pemda melaksanakan PSBB. Pemerintah pusat biang masalahnya ini," tandasnya.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam