jpnn.com, JAKARTA - Pesawat Batik Air (member Lion Air Group) penerbangan nomor ID-6187 yang melayani rute Bandar Udara Internasional Mozes Kilangin, Timika, Papua Barat (TIM) tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten (CGK), melakukan pengalihan pendaratan ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, di Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (18/3).
Pengalihan pendaratan dilakukan karena ada salah satu penumpang membutuhkan pertolongan akibat mengalami sesak di bagian dada.
BACA JUGA: Penumpang Sesak Napas, Lion Air Alihkan Pendaratan, Korban Meninggal Dunia di RS
Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang Mandala Prihantoro menjelaskan kronologi peristiwa tersebut dalam keterangan resminya, Jumat (19/2)
Danang mengatakan sebelum keberangkatan tidak ada tamu yang memberikan informasi dengan kondisi tertentu yang menyangkut kesehatan seperti sakit.
BACA JUGA: Batik Air Buka Rute Jakarta-Tanjungpinang, Harga Tiketnya Cuma Sebegini
Batik Air dalam penerbangan rute Timika-Jakarta ini mengoperasikan pesawat Airbus 320-200 registrasi PK-LUZ.
Pesawat telah menjalani pemeriksaan sebelum keberangkatan, dinyatakan laik terbang dan beroperasi.
BACA JUGA: Batik Air Tujuan Semarang Mendarat Darurat di Solo, Ini Kata Maskapai
Batik Air ID-6187 menerbangkan enam awak pesawat serta 68 tamu.
Jadwal keberangkatan pukul 12.30 WIT, dan diperkirakan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 15.00 WIB.
Danang menjelaskan kira-kira 120 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Mozes Kilangin, ada salah satu tamu laki-laki berinilisal MN (21) yang duduk di nomor kursi 15D mengaku sesak di bagian dada.
“Hal ini disampaikan oleh tamu yang duduk di 15F yang meminta bantuan kepada awak kabin,” kata Danang.
Menurutnya, Pimpinan Awak Kabin atau Senior Flight Attendant (SFA) Syarifah Sari Dewi bersama kru lainnya menghampiri langsung guna mengetahui kondisi aktual MN.
SFA segera melakukan pengumuman apakah dalam penerbangan terdapat profesi dokter setelah mendapatkan informasi detail dan pengamatan terhadap penumpang.
Ternyata, dalam penerbangan ID-6187 itu terdapat tenaga medis (kesehatan), yang menunjukkan identitas resmi dan tanda profesi.
“Dokter dimaksud berkoordinasi dan bekerja sama dengan awak kabin dalam penangangan MN,” jelasnya.
Danang menjelaskan berdasar prosedur kerja penanganan penumpang, awak kabin segera memberikan POB atau tabung oksigen portabel.
“Dengan tindakan melonggarkan pakaian yang mengikat, membersihkan wajah penumpang, menyandarkan kursi, serta memasangkan masker oksigen,” ujarnya.
Danang menjelaskan dalam situasi seperti itu dan guna memberikan pelayanan terbaik, Pilot Capt. Made Betha Yoga Pradnyana setelah berkoordinasi dengan awak kabin memutuskan untuk melakukan pengalihan pendaratan (divert) ke bandara terdekat, yakni Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
“Pilot menginformasikan kepada petugas lalu lintas udara dan petugas darat, dalam penerbangan terdapat satu tamu yang membutuhkan penanganan kesehatan lebih lanjut,” katanya.
Dia menjelaskan pesawat mendarat pukul 15.37 WITA.
Ketika posisi pesawat sudah sempurna dan berada di landas parkir, tim medis bersama petugas Batik Air melakukan penanganan dan penjemputan dari pintu bagian belakang.
Penumpang berinisial SN itu kemudian dibawa ke rumah sakit.
“Batik Air mendapatkan informasi dari pihak rumah sakit, penumpang MN meninggal dunia. Yang menyatakan adalah tim medis rumah sakit,” kata dia.
Danang atas nama manajemen dan seluruh karyawan Batik Air mengucapkan dukacita mendalam atas meninggalnya MN di rumah sakit.
“Petugas Batik Air di Makassar bersama pendamping membantu proses pengurusan jenazah dan administrasi,” kata Danang.
Batik Air juga menyampaikan terima kasih atas upaya penangangan dari awak pesawat, tenaga medis, pengelola bandara, petugas lalu lintas udara serta pihak lainnya dalam penanganan satu tamu ID-6187.
Batik Air penerbangan ID-6187 mengudara kembali dari Bandara Internasional Sultan Hasanudin pada pukul 16.44 WITA dan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pukul 17.44 WIB.
Danang mengatakan bahwa penerbangan telah dijalankan sebagaimana standar operasional prosedur (SOP) dan pedoman protokol kesehatan.
Menurutnya, Batik Air penerbangan ID-6187 dipersiapkan secara baik.
“Semua penumpang serta awak pesawat sudah menjalani pemeriksaan kesehatan Covid-19 yang hasilnya negatif,” ungkap Danang.
Dia menambahkan sebelum masuk ke pesawat udara atau ketika berada di terminal keberangkatan, surat hasil uji kesehatan sudah diverifikasi oleh petugas medis dari lembaga yang berwenang. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy