JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengumumkan penundaan jadwal Ujian Nasional (UN) 2013 pada jenjang SMA/Sederajat di 11 provinsi. Kemendikbud menyatakan penundaan itu disebabkan persoalan teknis percetakan dalam mencetak soal UN.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menilai, kegagalan UN digelar serentak bentuk ketakseriusan Kemendikbud dalam menyelenggarakan UN. Harusnya hal itu bisa diantisipasi dan ada upaya menghindari penundaan.
"Sebab, ini menimbulkan efek buruk bagi para siswa, utamanya pada kondisi mental mereka. Apalagi saat ini UN terkesan menjadi momok bagi siswa," ujar Fadli dalam siaran pers, Senin (15/4).
Semua pihak baik siswa, guru termasuk juga orang tua cemas menghadapi UN. Menurut Fadli, hal itu tak lepas dari kebijakan yang menempatkan UN sebagai faktor utama kelulusan.
"Mestinya, ada faktor-faktor lain yang bisa dinilai sebagai indikator kelulusan, tak hanya UN. Kalau sekarang, siswa memandang UN sebagai ujian yang menyeramkan. Tak sedikit siswa mengalami stress," kata dia.
Fadli menyatakan, tertundanya penyelenggaraan UN mencerminkan tata kelola negara yang buruk dalam mempersiapkan masa depan bangsa. Padahal lanjut dia, pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap pembangunan. "Ketika pendidikan dikelola tak serius, maka kualitas pendidikan kita sulit maju," terang dia.
Dia menerangkan, peristiwa tertundanya UN harus segera ditelusuri sehingga kejadian itu tak terulang lagi. "Jangan sampai, sektor pendidikan kita dikelola secara tak profesional dan tanpa rencana matang," tandasnya. (gil/jpnn)
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menilai, kegagalan UN digelar serentak bentuk ketakseriusan Kemendikbud dalam menyelenggarakan UN. Harusnya hal itu bisa diantisipasi dan ada upaya menghindari penundaan.
"Sebab, ini menimbulkan efek buruk bagi para siswa, utamanya pada kondisi mental mereka. Apalagi saat ini UN terkesan menjadi momok bagi siswa," ujar Fadli dalam siaran pers, Senin (15/4).
Semua pihak baik siswa, guru termasuk juga orang tua cemas menghadapi UN. Menurut Fadli, hal itu tak lepas dari kebijakan yang menempatkan UN sebagai faktor utama kelulusan.
"Mestinya, ada faktor-faktor lain yang bisa dinilai sebagai indikator kelulusan, tak hanya UN. Kalau sekarang, siswa memandang UN sebagai ujian yang menyeramkan. Tak sedikit siswa mengalami stress," kata dia.
Fadli menyatakan, tertundanya penyelenggaraan UN mencerminkan tata kelola negara yang buruk dalam mempersiapkan masa depan bangsa. Padahal lanjut dia, pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap pembangunan. "Ketika pendidikan dikelola tak serius, maka kualitas pendidikan kita sulit maju," terang dia.
Dia menerangkan, peristiwa tertundanya UN harus segera ditelusuri sehingga kejadian itu tak terulang lagi. "Jangan sampai, sektor pendidikan kita dikelola secara tak profesional dan tanpa rencana matang," tandasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR: Jangan Sudutkan TNI-Polri
Redaktur : Tim Redaksi