Penyakit Kusta di Kutai Timur Masih Tinggi

Minggu, 11 November 2012 – 10:08 WIB
SANGATTA - Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur (Kutim) Marthen Luther menyebutkan, berdasarkan data pertumbuhan penyakit kusta di wilayahnya rata-rata setiap tahunnya mencapai sekitar 20 orang. Penemuan penderita ini 70 persennya diperoleh melalui survey langsung yang dilakukan Dinkes ke setiap desa dan selebihnya dari penderita yang memeriksakan diri ke Puskesmas.

"Penderita yang memeriksakan dirinya ke  Puskesmas umumnya terlambat penanganan atau pengobatan. Bahkan ada yang sudah cacat. Berbeda jika penderita yang kami temukan melalui survei di Desa endemis. Karena kebanyakan kasus baru dan umumnya belum menimbulkan kecacatan,"  jelas  Marthen didampingi Kasi Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) M Yusuf.

Ia menyebutkan, dari data yang dihimpun Dinkes angka penderita kusta masih tinggi, tercatat pada 2009 jumlah penderita Kusta di Kutim mencapai 17 orang. Kemudian 2010 naik menjadi 21 orang dan 2011 menjadi 23 orang. Sementara hingga September 2012 jumlah kasus kusta yang ditemukan turun menjadi 17 orang. Penyebaran kasus ini sendiri terjadi pada 10 Kecamatan di Kutim.

"Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masalah kurangnya pengetahuan atau pengertian dan kepercayaan yang keliru terjadap kusta," katanya.

Karena itu,  Yusuf  mengatakan  dalam rangka menuju eliminasi Kusta pihaknya telah melakukan berbagai langkah pencegahan dan penanggulangan khususnya terkait penemuan kasus baru dan pengobatannya. Salah satunya dengan melakukan Ravid Village Survei (RVS) di daerah endemis sehingga ke depannya kasus kusta bisa menurun. "Selain itu pelatihan tenaga kesehatan yang menangani kasus Kusta juga telah dilakukan. Tujuan agar petugas kesehatan ini mampu memahami kebijakan dan strategi nasional program P2 Kusta," jelas Yusuf. (jn/agi/fuz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diduga Overdosis, Pelajar SMP Tewas

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler