Penyebab emosi dan agresif setelah main video game

Rabu, 23 April 2014 – 15:39 WIB

jpnn.com - SETELAH bermain video game, perasaan emosi dan agresif tanpa disadari bisa meningkat. Namun rupanya tidak selalu karena konten kekerasan yang menjadi biang keladi. Studi menemukan adanya faktor lain yang juga memberikan pengaruh agresif pada otak gamer.

Untuk membuktikannya para peneliti melakukan berbagai studi, termasuk membuat versi tanpa-kekerasan dari salah satu game populer, Half-Life 2. Permainan ini dimodifikasi untuk menentukan kontra-intuitif dan tingkat kesulitan kontrol dibuat lebih sulit.

BACA JUGA: Orang Tua yang Otoriter Bikin Anak Obesitas

"Ini rupanya menimbulkan perasaan ketidakmampuan yang berefek pada reaksi yang lebih agresif pasca bermain," kata peneliti Dr. Andrew Przybylski, seperti dilansir laman BBC, Selasa (/4).

Studi dari University of Oxford ini dilakukan untuk menentukan apakah adegan kekerasan dalam game membuat pemain merasa lebih agresif. Rupanya, pemain yang tidak terbiasa dengan kontrol unik permainan Half-Life 2 ini menjadi lebih agresif dibandingkan dengan mereka yang sudah terbiasa.

BACA JUGA: Haruskah Minum 8 Gelas Air Sehari?

"Kami fokus pada motif orang-orang yang bermain game elektronik dan menemukan bahwa mereka memiliki kebutuhan psikologis ketika bermain," kata Dr. Przybylski lebih lanjut.

Oleh sebab itu, menurutnya jika pemain merasa digagalkan oleh kontrol atau desain permainan, mereka bisa dengan mudah emosi. Penguasaan akan kontrol permainan akan jauh lebih berpengaruh dalam respons agresi pemain dibandingkan dengan materi kekerasan di dalam video game itu sendiri.

BACA JUGA: Flu Bisa Dicegah dengan Olahraga Singkat

"Pemain video game tanpa konten kekerasan pun akan tetap agresif setelah bermain jika mereka belum mampu menguasai kontrol dalam game tersebut," pungkasnya.

Hubungan antara kekerasan dan permainan video game merupakan topik yang sering diperdebatkan di kalangan psikolog. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa bermain video game yang penuh adegan kekerasan dalam jangka waktu yang lama, dapat menahan kematangan moral remaja.

Masalah ini dimulai ketika remaja menghabiskan lebih dari tiga jam setiap hari di depan layar, yang mengakibatkan kurangnya interaksi dalam kehidupan nyata. Penelitian ini telah diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Palsukan Orgasme Demi Bercinta Lebih Hot


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler