jpnn.com - KEAMANAN data harus menjadi perhatian serius bagi perbankan. Pasalnya, survei terbaru menyebutkan, 58 persen responden menghindari penyedia jasa keuangan yang mengalami insiden keamanan data.
Data itu berdasarkan survei yang dilakukan Kaspersky Lab terhadap lebih dari 11.000 konsumen perbankan. Sebanyak 59 persen konsumen juga akan memilih penyedia jasa keuangan atau bertransaksi di toko online karena dasar langkah keamanan tambahan yang ditawarkan.
BACA JUGA: Ini Keunggulan-keunggulan Aplikasi Musik Spotify
Para responden menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab kepada penyedia jasa keuangan agar terus meningkatkan sistem kemanan melalui tindakan pencegahan yang lebih kuat dan diandalkan.
Selain itu, Kaspersky menemukan bahwa hampir dua pertiga atau 65 persen konsumen merasa khawatir tentang praktik keamanan data dari perusahaan tempat mereka bekerja.
BACA JUGA: Sekarang Posting Video di Instagram Makin Asik Loh
Angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 9 persen apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu karena mereka memberikan data pribadi dan keuangan mereka.
Global Head of Fraud Prevention Kaspersky Lab Ross Hogan mengatakan, konsumen perbankan yang mengandalkan mobile banking dan pembayaran online untuk berinteraksi semakin banyak.
BACA JUGA: Heii Gamer!!!! Ada yang Keren Banget dari ASUS Nih
Karena itu diharapkan para penyedia jasa keuangan mengambil langkah-langkah yang memadai. Tujuannya untuk melindungi para pelanggan mereka terhadap penipuan dan pelanggaran.
Penelitian Kaspersky Lab juga menemukan, 47 persen konsumen akan menggunakan pembayaran online jika jasa layanan memiliki perlindungan yang andal untuk transaksi keuangan.
"Sehingga jelas penyedia jasa keuangan harus menjadikan keamanan transaksi online dan data menjadi prioritas utama," pungkas Hogan melalui keterangan tertulisnya, Jumat (1/4). (fab/JPG/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Top! Mahasiswa UGM Kembangkan BBM Alternatif dari Jelantah
Redaktur : Tim Redaksi