Penyekapan Anak di Makassar: Kabur dengan Sebatang Besi

Senin, 17 September 2018 – 21:25 WIB
Tiga bocah itu sudah tak tahan disekap. AW alias OW (10), FN alias US (5), dan DV (2), kini dalam perlindungan KPPA Makassar. Foto: fajaronline

jpnn.com, MAKASSAR - Dugaan kasus penyekapan anak muncul di Kota Makassar. Tiga bocah, OW (11), US (5) dan DV (2,5) berhasil kabur dari rumah orang tua angkatnya di Jalan Mirah Seruni, Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (16/9) malam.

Kepala Dinas (Kadis) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar Tenri A Palallo mengungkapkan, ketiga bocah berhasil kabur dari rumah dengan mencungkil gembok pintu menggunakan sebatang besi.

BACA JUGA: Wakil Duta Besar Australia Kagumi Kepemimpinan Danny Pomanto

Ketiganya bahkan disebutkan kerap dianiaya. Seperti dipukuli hingga tak diberi makan. "Menurut cerita anak ini mereka kabur dengan cara mencungkil pintu menggunakan besi yang biasa digunakan ibu angkatnya untuk memukul mereka," kata Tenri saat memberikan keterangan di Makassar, Senin (17/9).

Saat berhasil keluar, warga yang menemukan US dan DV langsung melaporkan ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Sedangkan OW belum diketahui keberadaannya usai melarikan diri ke arah Jalan Penggayoman di waktu yang sama.

BACA JUGA: Asian Development Bank Kagumi 10 Mimpi Besar Danny Pomanto

"Tiba-tiba ada warga ke sini mengadu. Tim reaksi cepat (TRC) P2TP2A langsung ke lokasi membawa anak-anak ke P2TP2A. Kami akan membawa ke rumah aman untuk recovery mentalnya. Sementara kakaknya belum diketahui di mana," terang Tenri.

Kondisi korban US dan DV saat ditemukan sangat memprihatinkan. Di sekujur tubuhnya terdapat luka lebam hingga luka bakar yang diduga disulut api rokok. Kasus ini telah dilaporkan ke Unit PPA Polrestabes Makassar. "Indikasi kekerasan ada. Tapi kami tidak boleh bekerja melampaui kewenangan polisi," ucapnya.

BACA JUGA: Hari Ini Sandiaga Uno ke Makassar, Ngapain Mas?

Sementara itu, Ketua RT setempat Nuraeni kejadian mengatakan bahwa warga sudah biasa melihat bocah-bocah itu disiksa orang tua angkat. Mereka juga acap kali ditinggal selama berhari-hari dengan kondisi rumah terkunci.

"Memang sering dipukul, biasa juga ditinggal di dalam dua sampai tiga hari. Pernah sekali anak perempuan kelihatan melambaikan tangan meminta makan dari lantai tiga. Tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa," singkatnya.

Sejauh ini kedua kakak beradik itu masih diamankan di rumah aman P2TP2A Makassar untuk pemulihan kondisi fisik dan mental. Pihak P3A berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk proses penanganan lebih lanjut. (rul/jpc)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Tangkap Pelaku Pembakaran Sekeluarga di Makassar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler