Penyelesaian Tunggakan Gaji Putus di Manajemen

Selasa, 21 Januari 2014 – 07:56 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Masuknya berkas pelaporan tunggakan gaji pemain asing ke FIFA beberapa waktu yang lalu kemungkinan tidak akan ada pengaruhnya.

Klub-klub yang digugat oleh ke-16 pemain asing tersebut tidak kebakaran jenggot dengan kabar tersebut. Alasan perbedaan manajemen saat pemain asing itu bermain jadi penyebabnya.
     
Pasalnya, rata-rata pemain-pemain tersebut memiliki masalah pembayaran gaji dengan klubnya dua hingga empat musim lalu. Otomatis, manajemen klub yang tergugat itu pun tentunya sudah mengalami perubahan. Bahkan beberapa di antaranya sekarang sudah tidak jelas lagi bagaimana nasibnya.
    
Salah satu klub yang tergugat itu adalah Bontang FC. Dari 16 pemain yang menggugat itu empat di antaranya berasal dari klub tersebut. Persoalannya, rata-rata mereka bermain di Bontang FC di rentang musim 2009-2010 hingga 2011-2012 silam.

BACA JUGA: Sejumlah Syarat Bebani Singo Edan

"Dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan kami," ujar manajer Bontang FC, Haeriadi, di Jakarta, kemarin (20/1).
      
Menurutnya, manajemen Bontang saat ini tidak mau ambil pusing dengan adanya persoalan itu. Apalagi, kini mereka sudah cukup disibukkan dengan jatuhnya sanksi dari PSSI menyangkut dugaan match fixing di dalam babak playoff Indonesia Premier League (IPL) beberapa bulan lalu.
    
Yang lebih tahu, ungkapnya, manajemen klub yang lama atau jajaran atas Bontang FC, misalnya CEO. Sayangnya, CEO Bontang FC Arif Budi yang dihubungi secara terpisah pun juga mengaku tidak mengetahui bagaimana perihal dikontraknya pemain-pemain aisng tersebut. "Saya tidak tahu apa-apa soal itu," klaimnya.
    
Pernyataan yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan manajemen klub PSIM Jogjakarta. Terkait dengan trio Belanda-nya, Direktur Utama PSIM Dwi Irianto menyatakan bahwa yang merekrut Kristian Adelmund, Emile Linkers, dan Lorenzo Rimkus adalah pihak di luar manajemen klub, yakni PT Nirwan Persada Indonesia, perusahaan milik keluarga Bakrie.

Pria yang akrab disapa Mbah Putih itu menyebutkan dirinya hanya meneruskan roda organisasi di PSIM. Termasuk ketika tidak mampu memberikan gaji kepada pemainnya kala itu.

BACA JUGA: Pertahankan Anelka, West Brom Kehilangan Sponsor

"Terkait dengan perekrutan tiga pemain asing, saya tidak jelas bagaimana deal-deal-nya. Sepertinya itu yang tahu pak Bardi (Soebardi) atau pak walikota," bebernya.
       
Lebih lanjut, dia kaget dengan upaya ketiga mantan pemain klubnya itu yang melaporkan kepada FIFA. Karena, sejak ketiganya hengkang dari PSIM, tidak ada persoalan apapun sehingga dalam perjalanannya mereka bisa bergabung di klub lain.

"Ya begitulah pemain asing. Yang terpenting saya bisa memenuhi kewajiban pemain lokal," imbuhnya.
    
Sebagai operator yang menangani kompetisi resmi di bawah PSSI, PT Liga Indonesia (PT LI) sudah ada rencana memanggil semua klub terkait tunggakan gaji, pekan depan. Hanya, belum diketahui apakah juga membahas tuntutan yang masuk ke FIFA tersebut atau tidak.

BACA JUGA: Persikota Cari Pemain di Liga Pabrik

"Pastinya kami tidak ingin klub-klub itu risau dengan interaksi PT LI dengan media," pungkas CEO PT LI, Joko Driyono. (ren/ko)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KMK Global Sport Juara Liga Pabrik Zona Tangerang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler