JAKARTA - Program beasiswa bagi mahasiswa miskin berprestasi (Bidik Misi) belum terserap sesuai dengan kuota. Dari kuota 40 ribu mahasiswa, yang mendapatkan beasiswa baru 15.300 mahasiswa. Minimnya serapan bidik misi salah satunya karena sosialisasi yang tidak maksimal.
"Sosialisasi masih kurang. Sepertinya informasi tentang beasiswa ini belum diterima dengan baik oleh masyarakat, khususnya yang berada di daerah pelosok," ungkap Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Illah Sailah, Rabu (30/5).
Illah menuturkan, hanya 75 ribu calon mahasiswa yang mendaftar program bidik misi. Nah, dari jumlah tersebut, hanya 15.300 calon mahasiswa yang dinyatakan lolos. Mereka dinyatakan lulus berdasarkan penilaian prestasi akademik.
Meski begitu, jumlah calon yang lolos tersebut bisa berkurang saat verifikasi. Pihak Perguruan Tinggi akan kembali mengecek beberapa hal terkait persyaratan bidik misi. "Calon mahasiswa akan diperiksa sejauh mana dia miskin. Misalnya, dilihat dari rekening listrik," kata Illah.
Illah menegaskan bahwa proses seleksi bidik misi sangat ketat. Terutama terkait prestasi akademik. Cukup sulit mencari calon mahasiswa yang memiliki nilai akademik yang baik dan memenuhi syarat. Namun, pemerintah akan tetap berupaya memenuhi kuota program bidik misi hingga seluruh kursi terisi.
"Kita punya kuota 40 ribu dan pak menteri sudah instruksikan untuk tetap mencari lagi sasaran program ini. Caranya gimana, terserah perguruan tinggi. Yang penting kuota terpenuhi," katanya.
Meski mengejar target, Illah mengingatkan jangan sampai program tersebut salah sasaran. Seperti yang terjadi di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.
Di kampus tersebut ada dua anak dosen yang menerima beasiswa bidik misi. Terkait kasus tersebut, Illah memastikan pemerintah telah menjatuhkan sanksi dengan cara menghentikan pemberian beasiswa kepada keduanya.
Berdasarkan catatan Kemendikbud, beberapa perguruan tinggi negeri dengan serapan mahasiswa bidik misi tertinggi adalah Universitas Negeri Semarang (1.450 mahasiswa), Institut Pertanian Bogor (1.000 mahasiswa), serta Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI) dengan masing-masing 800 mahasiswa.
Terkait dengan beasiswa bidik misi untuk Perguruan Tinggi Swasta (PTS), pemerintah baru menyediakn dua ribu beasiswa. Yang dipilih pun jurusan-jurusan yang strategis seperti kedokteran, teknik, sains, dan Akuntansi. "Kita belum berani besar-besar karena baru mencoba," kata Illah. (ken/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kucurkan Duit untuk Daerah Peraih Nilai Unas Terjelek
Redaktur : Tim Redaksi