jpnn.com, TABANAN - Siswa dan siswi yang terlibat pembuatan video remas payudara kini diliputi rasa penyesalan. Mereka tak pernah menyangka bila aksi iseng itu menjadi viral di dunia virtual.
Selain menyesal, mereka juga malu dan mengalami tekanan psikologis yang luar biasa. Pihak sekolah meminta agar semua pihak menahan diri menyebar video tersebut di dunia virtual.
BACA JUGA: Kepala SMK di Tabanan Minta Video Remas Payudara tak Disebar
Lihat: Kepala SMK di Tabanan Minta Video Remas Payudara tak Disebar
Belum lagi rasa penyesalan dan malu hilang, empat dari lima siswa yang terlibat dari pembuatan video remas payudara itu juga langsung dikeluarkan dari sekolah.
“Saat ini korban masih shock dan merasa malu sehingga kami terus mendampingi korban agar segera pulih agar kedepannya juga memiliki keberanian untuk mengungkapkan apa yang dialaminya,” kata Wakil Kepala SMK di Tabanan bidang Manajemen Mutu I Gede Putu Adi Putra seperti yang dilansir Radar Bali (Jawa Pos Group).
Diketahui siswi yang menjadi objek remas payudara itu berinisial A, asal Kecamatan Selemadeg Barat.
Sedangkan siswa yang meremas dari belakang A berinisial P, asal Kecamatan Kediri. Dua siswa berinisial D asal Kecamatan Tabanan dan R asal Kerambitan dalam video itu bertugas memegangi tangan A agar mudah digerayangi.
Satu siswa lagi berinisial R asal Kecamatan Marga bertugas mengambil video. Kelimanya tercatat menempuh pendidikan di Jurusan Akomodasi yang sedang praktikum loundry.
"Benar, mereka siswa kami. Sudah kami panggil, juga orang tuanya," kata Kepala SMK Pariwisata Triama Jaya I Made Arimbawa. (jpnn)
Redaktur : Arwan