Peraih Perunggu Olimpiade Kesulitan Biayai Operasi Anak

Minggu, 29 Juli 2018 – 14:23 WIB
Winarni. Foto: Ist/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Mantan lifter andalan Indonesia Winarni tak kuasa menahan air mata saat menceritakan penderitaan yang dialami anak ketiganya, Ahmad Paris.

Ahmad yang kini berusia dua tahun enam bulan hanya terbaring lemah karena menderita penyempitan saluran makan sejak lahir.

BACA JUGA: 16 Ganda Putra Favorit Jawara di Kejuaraan Dunia BWF 2018

"Ahmad Paris tidak bisa mengonsumsi makanan karena leher depannya berlubang setelah dua kali menjalani dioperasi. Lehernya terpaksa dilubangi sebagai jalan keluar air liurnya sehingga tidak merendam paru-parunya," kata Winarni, Sabtu (28/7).

Peraih perunggu Olimpiade 2000 itu menambahkan, Ahmad hanya mengonsumsi susu melalui slang di perut.

BACA JUGA: Menko Puan Kunjungi Try Out Jujitsu di Tokyo

Perjuangan Winarni merawat Ahmad sangat berat. Wanita kelahiran 19 Desember 1975 itu harus banting tulang.

 "Waktu Ahmad Paris dirawat di Rumah Sakit Cipto Jakarta, saya terpaksa harus memompa jantungnya sendiri. Saat itu, perawat tidak ada yang mau mengambil risiko karena kalau memompanya terlalu kencang bisa mengakibatkan jantungnya pecah dan kalau terlalu lambat bisa paru-parunya pecah,” ujar Winarni.

BACA JUGA: Inilah Nama Klub dan Pemain Penerima Sanksi dari Komdis PSSI

Winarni pun mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk menyelamatkan buah hatinya.

"Waktu menjalani dua kali operasi, saya sempat mendapat bantuan dari Kantor Pos dan Giro serta Pak Rosan P Roeslani selaku Ketua Umum PB PABBSI sehingga seluruh biaya bisa tertutupi," ungkap Winarni.

Dia menambahkan, gajinya dan sang suami yang bekerja di kantor pos tidak mencukupi.

Karena itu, dia membuka warung kecil-kecilan untuk menutupi kebutuhan keluarga.

Winarni juga terpaksa harus mencari utangan karena tidak memiliki uang untuk membeli slang di Jakarta.

Meski begitu, dia dan suaminya tetap berusaha tegar agar Ahmad tidak semakin terpuruk.

"Anakku ini sangat sensitif sekali. Jadi, aku tak boleh sedih, termenung apalagi sampai meneteskan air mata di depannya. Dampaknya, dia akan sakit dan sembuhnya lama. Kasihan kalau sampai dia sakit karena jarak rumah ke rumah sakit ditempuh selama 1,5 jam," ujar Winarni. 

Kini, Winarni terus memikirkan cara agar Ahmad bisa menjalani operasi ketiga yang biayanya cukup besar.

"Biaya operasi menyambung usus besar ke tenggorokan itu tinggi. Bisa mencapai Rp 500 juta tanpa BPJS. Sudah terpikir dalam benak saya untuk menjual rumah agar anakku bisa normal," kata Winarni. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini 16 Kandidat Juara Tunggal Putri Kejuaraan Dunia BWF 2018


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler