Perang Amerika Serikat Vs Turki di Depan Mata

Rabu, 17 Januari 2018 – 18:10 WIB
Tentara Amerika Serikat. Foto: Reuters

jpnn.com, ANKARA - Palagan utama perang Syria, tampaknya, bakal bergeser ke utara. Bukan antara tentara-tentara rezim Presiden Bashar Al Assad dan oposisi bersenjata, tapi antara pasukan Turki dan militer Amerika Serikat (AS).

Itu terjadi setelah Washington menambah jumlah personel keamanan di perbatasan Syria dan Turki pekan lalu.

BACA JUGA: Erdogan Sebut Presiden Syria Teroris, Ogah Jalin Kerja Sama

’’Kami tidak mungkin dan tidak akan pernah mendukung atau mempersenjatai kelompok teror YPG (Yekineyen Parastina Gel alias Badan Perlindungan Rakyat) atas nama kerja sama apa pun,’’ tegas Jenderal Hulusi Akar, komandan pasukan bersenjata Turki, dalam pertemuan dengan para pemimpin NATO di Kota Brussel, Belgia.

Dia mengecam rencana AS untuk melibatkan YPG dalam pengamanan perbatasan.

BACA JUGA: Blokade Assad Bikin Ratusan Ribu Anak Terancam Malnutrisi

Senin (15/1), bersamaan dengan dirilisnya pernyataan Akar itu, Turki mengirimkan pasukan ke perbatasannya dengan Syria. Tepatnya, di Kota Afrin, Provinsi Aleppo, yang secara de facto dikuasai YPG.

Mengutip sumber militer Turki, kantor berita Anadolu melaporkan bahwa sedikitnya 12 kendaraan lapis baja telah memasuki Distrik Reyhanli di Provinsi Hatay yang berbatasan langsung dengan Afrin.

Sementara itu, konvoi 20 kendaraan militer, termasuk tank, tiba di Distrik Viransehir, Provinsi Sanliurfa, dan siap masuk Syria. Turki menyatakan bahwa para personel dan armada militer itu akan memperkuat penjagaan di perbatasan.

Sebab, bagi mereka, kehadiran YPG yang merupakan bagian dari partai proseparatis Kurdi, Partiya Karkeren Kurdistane (PKK), adalah ancaman.

”Kami harus membubarkan kekuatan teror itu, bahkan sebelum kekuatan tersebut terbentuk,” ujar Presiden Recep Tayyip Erdogan di hadapan parlemen Turki, seperti dilansir Al Jazeera kemarin, Selasa (16/1).

Karena itu, dia memprediksi bentrokan pecah di Afrin dalam waktu dekat. Sebab, Turki tidak akan pernah memberikan kesempatan kepada YPG untuk berkolaborasi dengan AS di perbatasan.

Akhir pekan lalu, AS menyatakan bahwa YPG akan mereka libatkan untuk menjaga keamanan di perbatasan. Nanti ada 30.000 personel di perbatasan Turki dan Syria tersebut.

Tapi, rencana itu langsung ditolak Ankara. Senin, penolakan tersebut ditindaklanjuti dengan pengiriman pasukan ke perbatasan. Selain itu, Erdogan memastikan keterlibatan oposisi bersenjata Syria di pihaknya.

”Para gerilyawan Kurdi adalah penikam yang ulung. Cepat atau lambat, mereka akan mengarahkan moncong senapan ke pasukan AS sendiri,” kata pemimpin 63 tahun itu sebagaimana dikutip Reuters.

Dia menambahkan bahwa dengan melibatkan YPG dalam operasi pertahanan keamanan, AS telah mendukung teroris. Dia kemudian memperingatkan sekutu-sekutu AS agar tidak ikut-ikutan mendukung teroris. (hep/c7/dos)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler