jpnn.com, TOKYO - Jepang mendapat sorotan tajam dari aktivis lingkungan hidup perihal perburuan terhadap paus menjelang Olimpiade 2020.
Pemerintah Jepang memang sudah memutuskan untuk kembali mempraktikkan perburuan paus.
BACA JUGA: Incar Poin Olimpiade 2020, ISSI Turunkan 32 Pembalap
Sebelumnya, Jepang dan negara-negara lainnya sudah dilarang melakukan perburuan paus untuk kebutuhan komersial sejak 1986.
Aturan ini berada di bawah naungan International Whaling Commission (IWC). Perburuan paus sendiri merupakan salah satu tradisi turun temurun orang Jepang.
BACA JUGA: Pendaftar Volunter Olimpiade 2020 Membeludak
Akhir 2018 lalu, Jepang memutuskan hengkang dari IWC dan mendeklarasikan akan kembali meneruskan tradisi menahun tersebut.
Rencananya, perburuan paus akan kembali dilakukan di teritori perairan Jepang pada Juli 2019.
BACA JUGA: Olimpiade 2020: PB ISSI Siapkan Bonus Rp 250 Juta
Atlet renang dan advokat kelautan asal Inggris Lewis Pugh menuturkan, langkah Jepang meninggalkan IWC bakal berdampak besar ke depannya.
Pasalnya, Jepang akan menghadapi dua event besar pada tahun 2019 dan 2020, yakni Piala Dunia Rugby dan Olimpiade Tokyo 2020.
Menurut Lewis, bukan tidak mungkin nantinya dua event tersebut bakal mendapatkan boikot dan demonstrasi besar-besaran dari para aktivis maupun para atlet.
"Apa mereka siap menghadapi para aktivis anti-whaling yang tentunya akan menggunakan dua momen besar ini untuk menarik perhatian dunia?" ujar Lewis belum lama ini.
Menurut Lewis, jika hal tersebut benar terjadi, tekanan yang akan dihadapi pemerintah Jepang akan sangat hebat.
"Tekanan pasti akan datang bukan hanya dari negara lain, tetapi juga dari penduduk Jepang sendiri," lanjut Lewis. (banu adikara/jpc/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berat Badan Siman Naik, Catatan Waktu Turun
Redaktur & Reporter : Ragil