Percepat Akses dan Amenitas untuk Angkat Morotai

Selasa, 11 Oktober 2016 – 08:49 WIB
Foto: pulaumorotai.kab.go.id

jpnn.com - MOROTAI - Morotai, pulau di Samudra Pasifik yang masuk wilayah Provinsi Maluku Utara sudah lama ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.

Bahkan sejak masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pulau yang pernah disinggahi tokoh penting dalam Perang Pasifik, Jenderal Douglas MacArthur itu sudah ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata.

BACA JUGA: Pemkab Pangandaran Tetapkan Status Tanggap Darurat

Namun, perkembangan Morotai kurang signifikan. Penyebabnya adalah akses dan amenitas yang kurang mendukung.

Padahal, daya tarik Morotai sangat kuat. "Kalau soal atraksi, keindahan wisata baharinya, Morotai keren!" kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

BACA JUGA: Bamsoet: Yang Penting Tahu Dulu Siapa Pemain

Morotai, kata Arief, hebat di coastal zone karena memiliki pantai pasir putih, lembut dan nyaman diinjak dengan kaki telanjang. Morotai juga tempat ideal yang cocok untuk sea zone, wisata antar-pulau, memancing, serta sailing dengan yacht.

"Apalagi underwater zone-nya, banyak wreck atau bangkai kapal bekas Perang Dunia II yang ditenggelamkan di perairan Morotai dan saat ini ditumbuhi terumbu karang yang indah dan menjadi destinasi diving dan snorkeling," ujarnya.

BACA JUGA: Top, Bali Masuk 5 Besar Destinasi Honeymoon Kelas Dunia

Arief pun meyakini atraksi Morotai sangat kuat. Hanya saja, akses dan amenitasnya memang masih minim.

"Soal akses, sekarang sudah diterbangi Wing Air, Groupnya Lion Air dari Manado. Itu solusi yang bagus, karena Manado sedang booming wisatawan Tiongkok," kata Ariefnya.

Sedangkan Ketua Pokja Percepatan 10 Bali Baru, Hiramsyah Sambudhy Thaib mengatakan, industri penerbangan dan akomodasi di Morotai perlu didorong secara simultan. Sebab, wisman yang dari Tiongkok sudah mulai berdatangan.

Hal yang digemari wisatawan dari Negeri Panda itu adalah adalah pantai, kuliner dan shopping. "Kami akan terus mendorong agar akses dan amenitas segera dibangun, lalu berkonsentrasi menaikkan jumlah dan mutu SDM (sumber daya manusia, red), terutama yang bisa berbahasa Mandarin," kata Hiramsyah.

Seperti diketahui, Morotai pada tahun 2019 ditargetkan bisa mendatangkan 500 ribu wisman. Namun, untuk saat ini target itu belum bisa terpenuhi.

Penyebabnya adalah hotel yang belum memadai dan penerbangan yang tidak banyak. Sementara untuk penyeberangan laut memang terlalu lama. "Termasuk untuk langkah percepatan amenitas juga akan dibangun homestay di sana," tutur Hiram.

Tim Pokja Percepatan Morotai, Ari Surhendro menambahkan, saat ini berbagai atraksi terus dibuat dan diramaikan agar orang datang dan menyaksikan sendiri kecantikan daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Helmahera Utara itu.

"Dalam rangka  menyiapkan atraksi tingkat dunia, telah dilakukan launching tanggal 1 Juni 2016, Wonderful Morotai Islands Festival 2016 dengan puncak acara pada tanggal 17-22 Oktober 2016," kata Ari.

Dalam rangka menuju ke puncak acara juga diadakan banyak rangkaian events. Salah satun di antaranya adalah Fishing Morotai 2016 yang diserbu 4000 pendaftar. Sayang, kapasitas kapal tidak lebih dari 77 pemancing saja. Yang ada hanyalah 11 kapal dengan kapasitas angkut masing-masing 7 orang.

Animo masyarakat pemancing luar biasa, karena jenis ikan di Morotai itu beragam. Tidak seperti di lokasi lain yang hanya beberapa jenis saja.

"Karena itu, 2017 pelaksanaan Fishing Morotai akan diperbesar! Baik jumlah peserta, jumlah kapal, maupun event-nya sendiri," kata Ari.

Bagaimana dengan akses? Ari Surhendro menjelaskan, pemerintah sudah mempersiapkan Bandara Morotai menjadi bandara internasional. Langkah yang sudah ditempuh adalah dengan membuka jalur-jalur baru ke Morotai, sekaligus meningkatkan kualitas bandaranya.

"Bahkan kepala bandara di sana mengharapkan overlay runway dilakukan tahun 2017, paling lambat tahun 2018," kata Ari.

Dari sisi amenitas, lanjut Ari, sudah ada kerja sama dengan beberapa pihak terkait untuk menyiapkan international chain hotel di Morotai. Misalnya, dengan menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menggarap Proyek Perencanaan Kawasan Pariwisata Pulau Morotai.

Proyek itu sekarang sudah masuk tahap evaluasi akhir hasil pengukuran. "Sedang mengumpulkan data melalui PIC Morotai untuk program pembuatan Masterplan Morotai," katanya.

Soal amenitas, juga ada peran Jababeka Morotai. Langkah yang dilakukan antara lain persiapan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan investor Taiwan, penyelesaian tambahan cottages di d’Aloha resort, serta persiapan MoU dengan BTN tentang homestay.

Selain itu ada juga persiapan kerja sama Citilink Indonesia dengan Wanda Hufei Group ke Morotai untuk survei pembangunan hotel dan lainnya. "Semula tanggal 3-5 Oktober 2016, tapi rupanya ada perubahan (menyusul)," ungkap Ari.(adv/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tengah Malam, Jembatan Penghubung Jabar-Jateng Tiba-Tiba Ambrol


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler